Belopa, Lagaligopos.com – Kecamatan Latimojong merupakan salah satu kecamatan paling pelosok didalam wilayah kabupaten Luwu. Jika mendengar Latimojong, imaji tak akan lari dari seputaran ekstrimnya medan perjalanan dan kondisi jalanan bekelok serta dibayangi lumpur. Mengingat Latimojong pasti akan mengingat gunung dan lembah. Namun dibalik itu, kecamatan ini menyimpan banyak potensi alam yang sangat kaya. Diantaranya perkebunan kopi, cengkeh, wisata, tambang, hutan, dan kondisi budaya masyarakat yang masih kental.
Terletak di pegunungan kecamatan ini memiliki kondisi alam yang sangat indah namun selama ini minim perhatian dari pemerintah setempat. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Kab. Luwu Yani Mulake ketika di kantor DPRD Luwu.
“Kecamatan Latimojong mempunyai kondisi alam yang lain dari yang lain. Masalah infrastruktur jalanan dan jembatan merupakan hal yang selalu diabaikan dalam perencanaan pembangunan selama ini,” ucap Yani, Kamis (20/03/14).
Dalam pertemuan dengan masyarakat Bastem di ruangan Komisi III DPRD Luwu, salah seorang masyarakat, Darmawan yang akrab disapa wawan yang merupakan masyarakat Latimojong dan mengajar di Bastem menyampaikan beberapa masalah di pada Anggota DPR.
Wawan yang selalu menjelajahi jalan-jalan di kecamatan Latimojong mengatakan ada beberapa jalan yang telah lama rusak dan sangat berbahaya bagi pengguna jalan namun belum pernah di perhatikan oleh pemerintah Kabupaten Luwu.
“Diantaranya jalanan di daerah Korrok Rante Balla, ada jalan yang sudah longsong ke jurang dan hanya menyisakan lebar sekitar 1 meter dari jurang jalanan ini jelas sangat berbahaya karna selalu di lewati warga, sama juga di daerah Tabang jalanan terkikis sedikit demi sedikit oleh aliran air sekarang hanya menyisakan 3 meter dari jurang, ini sudah lama sekali terjadi,” beber Wawan.
Selain kondisi jalan yang berbahaya itu Wawan juga mengeluhkan 2 eskapator yang diberikan Pemda Luwu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut Wawan, 2 eskapator berfungsi jika dibelikan solar atau di sewa warga, padahal sudah di anggarkan sesuai info yang dia dapatkan.
“Ada 2 eskapotor diatas, jika terdapat jalan longsor kami menghubungi bagian operatornya namun banyak alasan yang selalu di berikan pada warga, alasannya selalu belum ada anggaran untuk operator hingga warga sendiri yang harus turun gunung membeli solar bahkan memberi uang sewa agar eskapator berfungsi,” imbunya.
Salah satu warga juga menambahkan, “betul sekali pak, seperti itu kenyataannya, eskapator hanya di parkir di depan rumah. Daerah kami nampaknya hanya jadi sasaran empuk janji-janji politik”.
Setelah mendengarkan hal itu Yani hanya memberikan tanggapan singkat, “Kami telah mendengarkan semua laporan dari warga yang hadir disini, untuk selanjutnya kami akan kordinasikan dengan pihak eksekutif, dan jika tidak salah tahun ini akan ada penambahan 1 eskapator untuk Latimojong”.
Sementara itu pihak Dinas PU yang hadir dalam pertemuan dengan warga di ruang Komisi III DPRD Luwu tidak memberikan tanggapan apa-apa terkait laporan warga ini, hanya membenarkan jika tahun ini ada bantuan 1 eskapator baru.
Reporter: AC
Editor: AS
