EDITORIAL

Apa Kabar Hutan Kabupaten Luwu?

Belopa, Lagaligopos.com – Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) dan Zidanne School melaksanakan workshop dalam memperingati Hari Hutan Sedunia 21 Maret, sekaligus Menyambut Hari Air Sedunia yang jatuh pada hari berikutnya, 22 Maret.

Workshop yang mengangkat mengangkat tema “Apa Kabar Hutan Kabupaten Luwu” di hadiri berbagai pembicara antara lain, Sekretaris Dishut Provinsi Sulsel Muh. Nurhakim, Kadis Hutbun Luwu Hj. Basir dan Mewakili Dandim adalah Ruslan.

Sebelum memulai proses diskusi seluruh peserta disuguhkan dengan video singkat tentang kerusakan hutan di Indonesia. Video singkat itu memperlihatkan data kerusakan hutan Indonesia. Kurun 50 tahun Indonesia kehilangan 65 ha lebih hutan, 12 juta Ha dalam setiap tahun, dan 6 kali lapangan sepakbola dalam 1 menit.

Muh. Hakim yang mendapat giliran pertama berbicara menyampaikan kepada peserta workshop tentang kondisi hutan di sulsel secara umum.

“Di sulsel terdapat 2,1 juta lebih hutan yang terbagi dalam beberapa bagian seperti hutan lindung, hutan produksi dan hutan produksi terbatas di Luwu ini terdapat lebih 199.000 ha. Dari 2,1 juta hutan itu 400.000 merupakan lahan kritis,” beber Hakim.

Sekretaris Dishut yang merupakan orang asli Luwu ini juga menambahkan, “Salah satu penyebab maraknya kerusakan hutan adalah pengawasan dari pemerintah juga, dan kami sudah melakukan program untuk mencegah kerusakan hutan ini diantaranya pengendalian kebakaran dan pencegahan Ilegal Loging”.

Sementara itu Hj. Basir selaku Kadis Hutbun Kabupaten Luwu mengakui kondisi Hutan baik di wilayah gunung dan wilayah pesisir (hutan Mangrove) sangat memprihatinkan.

“Banyaknya lahan kosong yang berada dipegunungan inilah yang memberi suplei terbesar erosi sehingga kita bisa lihat air sungai selalu keruh, bahkan terkait banjir, tiga daerah administratif meliputi Palopo, Luwu dan Toraja Utara telah menandatangani MoU pelestarian hutan. Selain itu masalah hutan lindung sampai hari ini belum ada kerusakan kecuali ada beberapa desa yang memang wilayahnya berada di dalam hutan lindung,” ucapnya.

Sementara itu, Ruslan mewakili Dandim saat mendapat sesinya menjelaskan pentingnya fungsi hutan dalam ketahanan nasional.

“Jika kerusakan hutan berkaitan erat dengan ketahanan nasional, jika hutan rusak pasti mempengaruhi kondisi masyarakat, seperti banjir dan kekeringan bisa membuat kacau masyarakat. Jadi TNI tetap bekerja sama dengan Dishutbun dalam menjaga kelestarian hutan,” terang Ruslan.

 

Reporter: AC

Editor: AS

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top