OPINI | Setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan. Dengan teknologi yang semakin canggih, manusia hanya dapat menundukkan kepala karena berfokus pada layar telepon seluler pintarnya, tanpa mempedulikan lingkungan sekitar. Virus menunduk ini sudah tersebar tidak hanya pada orang dewasa, tapi juga pada remaja, bahkan anak-anak.
Ada sebagian anak yang mulai membawa ponsel pintar ke sekolah dan menunjukkan kepada teman-temannya. Dengan begitu, semakin sedikit pula interaksi yang terjalin di antara mereka. Semakin sempit juga dunia nyata mereka. Sebab, mereka lebih senang berinteraksi dengan orang-orang di dunia maya, seperti orang-orang yang ada di Facebook.
Begitu pula dengan remaja pada abad ini. Para generasi sunyi ini akan malas berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Mereka lebih senang menceritakan apa yang mereka alami melalui media sosial. Media sosial yang menjadi favorit para remaja saat ini adalah Twitter, di mana kita dapat bebas bercuap di sana menceritakan kejadian sehari-hari kepada banyak orang, yang berarti privasi hidup ketika sedikit demi sedikit diketahui oleh banyak orang.
Pada satu kelompok, jarang sekali mereka melakukan interaksi secara intensif, yang benar-benar berfokus pada apa yang ada di depan mereka. Mereka lebih asyik menunduk memperhatikan layar ponsel pintar. Mereka berinteraksi dengan orang yang jauh di luar sana. Mungkin, pepatah dulu mengatakan Internet dan ponsel pintar itu mendekatkan yang jauh. Itu memang benar, tapi sekarang ponsel pintar dan Internet juga sarana untuk menjauhkan yang dekat.
Oleh: Ayudhia Indhira Haris, Mahasiswi Telkom University Sumber: KoranTempo, Edisi 20 Mei 2014
