Belopa, Lagaligopos.com – Salah satu jembatan di Pasar sentral Belopa yang baru 20 hari selesai dibangun langsung rusak. Tampak kondisi jembatan selebar kurang lebih 2 meter dan panjang 8 meter itu ambruk, kerusakan itu tampak jelas mengganggu aktivitas pengendara yang lewat di pasar.
Jembatan yang terletak disebelah selatan pasar ini telah selesai di bangun pada bulan Januari lalu, namun kembali rusak akibat mobil truk 10 roda yang melewati tempat itu.
Salah seorang petugas jaga malam pasar sentral yang akrab disapa Tahar ini ketika ditemui dipasar sentral Belopa menceritakan perihal rusaknya jembatan tersebut.
“Setelah selesai dibangun sekitar 20 hari beselang ada sebuah mobil truk 10 roda yang bermuatan penuh, saat ban belakangnya berada diatas jembatan tiba-tiba bagian atas jembatan terperosok ke bawah,” kenang Tahar.
Menurut pengakuan tahar, awalnya kerusakan jembatan itu tidak parah, namun karna sering dilalui oleh kendaraan maka semakin terperosok kebawah dan akhirnya tak dapat di lalui sama sekali. “Sebenarnya tidak parah saat pertama rusak, hanya banyak mobil-mobil lain yang lewat makanya semakin parah”.
Karena kerusakan jembatan itu, Tahar menceritakan sudah banyak motor yang kecelakaan saat melintas dijembatan rusak itu karena tak ada lampu penerang pada malam hari. “Saya sudah tidak bisa hitung berapa banyak pengendara motor yang kecelakaan pada malam hari, sampai ada pengendara yang mengalami pendarahan, kalo mobil sudah ada 5 yang terjebak, hingga harus diangkat dan didoorong untuk bisa lewat”.
Sementara itu salah seorang warga sekitar pasar yang minta identitasnya tidak disebutkan menceritakan proses pembuatan jembatan tersebut. Pria paruh baya ini melihat langsung jembatan tersebut dikerja asal-asalan.
“Dari proses pembuatannya asal-asalan, beberapa sak semen tak habis digunakan dan di bawa pulang oleh tukang, begitu juga dengan besi tidak semua digunakan dan juga ikut diambil saat pengerjaan selesai. Sekarang lihat saja hasilnya,” kata pria ini sembari menunjuk pecahan semen dan besi yang nampak dipermukaan.
Ia melanjutkan, “Cor jembatannya sangat tipis, kira-kira hanya 7 cm, dan besinya juga sangat jarang. Bagamana tidak runtuh kalo begitu”.
Untuk diketahui, di Kabupaten Luwu, proyek dengan cara pengerjaan asal-asalah sangat banyak ditemukan, mulai dari proyek bernilai ratusan juta sampai miliaran rupiah. (Baca: Mega Proyek Bendungan Lekopini Disinyalir Menyalahi Bestek)
Reporter: AC
Editor: AS