Malili, Lagaligopos.com – Jelang musim tanam yang dijadwalkan mulai pada minggu ketiga Januari 2014 mendatang, sebanyak sebelas kempok tani (Poktan) di Desa Mulyasri Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur melakukan gropyokan (perburuan) massal hama jenis tikus pada lahan seluas 300 hektar lebih. Dalam perburuan tersebut sedikitnya 250 tikus berhasil dimusnahkan.
Model gropyokan hama tikus kali ini menggunakan kompor tikus dengan material yang digunakan sebagai bahan pembuat asap berupa belerang sehingga tikus langsung mati di dalam lubang. Selain itu, gropyokan ini juga melibatkan instansi terkait lainnya seperti Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Luwu Timur, Pemerintah Kecamatan Tomoni, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Tomoni, THL TBPP (Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian) dan para kelompok tani.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (PPP) Luwu Timur, Muharif, Senin (06/01) disela-sela gropyokan mengatakan sebelum dilakukan penanaman, pembersihan lahan seperti gropyokan tikus ini memang mesti dilakukan sebagai tindakan pencegahan awal terhadap serangan hama tikus. Gropyokan ini, menurutnya merupakan salah satu cara efektif membasmi tikus dan mematikan populasinya.
Ia menambahkan gropyokan yang berkesinambungan dilakukan petani tentunya akan menekan populasi hama tikus.
“jika gropyokan ini rutin dilakukan petani, tentu ancaman hama tikus bisa diantisipasi” tandasnya.
Karena itu, Muharif berharap poktan pro aktif melakukan gropyokan agar hasil panen petani tidak terganggu dan peningkatan produksi padi tetap dapat berjalan seperti yang diharapkan.
Sementara itu, Camat Tomoni, Umiyati yang juga terlibat dalam kegiatan ini mengatakan gropyokan ini sudah yang kedua kalinya dilakukan. Sehari sebelumnya, kata Umiyati telah dilakukan pembasmian hama tikus di Desa Bangun Jaya. Hasilnya, sekitar 1200 tikus berhasih dibasmi.
“Gropyokan ini awalnya dilakukan secara massal, setelah itu baru masing-masing kelompok tani “ ungkapnya. Umiyati optimis melalui gerakan gropyokan ini, pertumbuhan hama tikus bisa dicegah, makanya ia menghimbau kepada para petani untuk terus rutin melakuan gropyokan hingga masa panen tiba.
“Kita inginkan hasil tanaman padi petani tidak terganggu hama tikus. Makanya gropyokan ini harus rutin dilakukan agar hama tikus berkurang dan tidak berkembang biak kembali,” kunci Umiyati. (hr/hms)