Belopa, Lagaligopos.com – Karena kekurangan Porsenel Polisi Kehutanan (Polhut) dalam menjaga hutan, laju lahan kritis dan pembalakan liar di Sulawesi Selatan sangat tinggi. Hal ini diungkap oleh Sekretaris Dishut Provinsi Sulawesi Selatan Muh. Nurhakim dalam workshop Hari Hutan Sedunia di Belopa, Jumat (21/3/14). (Baca: Apa Kabar Hutan Kabupaten Luwu?)
“Untuk di Sulsel, Polisi Hutan yang PNS tidak mencapai angka 300 dan honorer lebih banyak lagi. Dengan hitungan jumlah Polhut dan luas area hutan di Sulsel maka akan kita dapatkan perbandingan setiap 5000 Ha per 1 orang Polhut,” ungkap Nurhakim dihadapan peserta workshop yang dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari LSM, Kepala desa, Caleg RI hingga daerah, dan kalangan pendidikan.
Masih menurut Nurhakim, “Kita kesulitan dalam pengawasan hutan karna mustahil 1 orang dapat menjaga areal hutan seluas itu”.
Nurhakim melanjutkan, untuk hutan seluas 2,1 juta Ha di sulsel, dibutuhkan sekitar 8000 lebih Polhut untuk menjaganya.
“Dengan luas hutan seperti itu maka kita perlu sekitar 8000 Polhut sehingga perbandingannya 1:1500-2000 Ha, itupun jika daerah mempunyai kesanggupan APBD”.
Menurut Sekretaris Dishut ini, untuk pembangunan pelestarian lingkungan ada 3 pilar yang mesti bekerjasama, yaitu Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Selain penanganan lintas sektor seperti itu, Nurhakim juga menekankan pentingnya kearifan lokal dalam menjaga keletarian lingkungan.
“Kearifan lokal di masyarakat sejak dulu hingga sekarang jelas bisa memberi pendidikan pada masyarakat dan generasi dalam menjaga kelestarian hutan,” tutupnya.
Reporter: AC
Editor: AS
