Palopo, Lagaligopos.com – Minimnya anggaran yang diberikan kepada cabang-cabang olahraga di kota Palopo membuat peserta pra-Porda mengeluh dan bahkan mengundurkan diri dari kepesertaan.
Ketua Cabang Olahraga Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Palopo merupakan salah satu peserta Pra-Porda yang sudah menyatakan mengundurkan diri karena kecewa berat mengenai ketidak jelasan anggaran.
“Kami selaku Pengurus Cabang Olahraga Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Palopo sangat kecewa kepada KONI dan DISPORA yang tidak memberi kejelasan dan kepastian dana anggaran bagi kegiatan ini. Dari hasil koordinasi dengan pihak DISPORA, katanya akan mencairkan dana sebesar 12 Juta untuk digunakan secara keseluruhan sampai pelaksanaan Pra PORDA tgl 22 – 30 November 2013 di Kab. Sinjai, dan proses dalam mengurus dana tersebut seakan-akan kami ini mengemis, padahal secara hitungan buget yang kami butuhkan itu baru bisa memenuhi biaya perlengkapan atlet untuk membeli hartnes dan sepatu manjat, serta pembenahan sarana manjat (multyplex). sudah sebulan lebih TIM atlet panjat tebing Kota Palopo melakukan LATGAB dan seleksi di pelataran Wall Climbing GAMAPALA Palopo, seleksi ini diikuti sebanyak 32 atlet, 20 putra dan 12 putri dimana kuota atlet yang disediakan 20 atlet 10 putra dan 10 putri, tetap kami laksanakan untuk tidak mengecewakan atlet. Seharusnya KONI dan DISPORA proporsional dalam menganggarkan dan melihat cabang-cabang olahraga yang mana bisa menyumbang medali buat daerah bukan malah seperti menghitung kacang dan bayar ikan dipasar tanpa melihat referensi atlet dan Cabang Oalahraga mana yang harus disupport. Maka dari hasil rembuk pengurus dan pelatih Irvan Toke, kami kemudian mengambil sikap akan mengundurkan diri dari Pra PORDA dan PORDA 2014,” kata Haerul Salim kepada Lagaligopos.com, Kamis (07/11/2013).
Kejadian serupa juga terjadi pada sejumlah cabang olahraga lain, seperti Cabang Olahraga Tennis Lapangan, dan Cabang Olahraga Dayung.
“Sungguh kami juga sangat kecewa atas kondisi tersebut, tapi apapun itu yang kami usahakan bagi cabang Olahraga jika memang pemerintah kotanya tidak mendukung tentang pembiayaan ya tidak ada artinya, ada dana anggaran keolahragaan sebesar Rp.700 juta tapi tidak kelihatan, dan anggaran yang diberikan kepada Cabang Olahraga itu benar-benar sangat tidak masuk akal, contoh seperti Cabang Olahraga Tennis Lapangan yang berangkat Pra PORDA sebanyak 20 orang tapi anggaran yang diberi hanya Rp. 10 Juta, Cabang Olahraga Dayung yang membutuhkan anggaran tidak sedikit sesuai proposal anggaran yang mereka masukkan tapi kemudian hanya diberi Rp. 14 juta, pertanyaannya dana 700 Juta itu dikemanakan.? Kalau perlu DISPORA Kota Palopo ini di audit segera dengan unsur yang terkait, dan sampaikan jika memang Pemerintah Kota Palopo dalam hal ini Walikota cuma setengah hati dalam mengurus Olahraga lebih baik bubarkan saja itu DISPORA dan KONI Kota Palopo kalau. Sampaikan statement saya ini,” ungkap Andi Cincing dengan kesal. (Abr)