MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Meski aparat keamanan menyatakan telah mengendalikan kondisi keamanan, di Desa Kopi-Kopi dan Desa Karangan, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara, pasca bentrokan yang terjadi pada Sabtu (12/10/2014) kemarin, Namun sejumlah warga dari dua Desa tersebut lebih memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena kuatir akan adanya bentrok susulan.
Pantauan Lagaligospos di lokasi konflik, Minggu (13/10/14), sejumlah warga tampak ramai meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke rumah kerabatnya di sejumlah tempat yang lebih aman.
Kondisi wilayah di dua desa bertikai tersebut masih mencekam, pintu-pintu rumah warga banyak tertutup rapat dan tak terlihat aktifitas di dalamnya. Sementara sejumlah aparat keamanan dari kepolisian dan TNI berjaga-jaga di sejumlah titik-titik strategis, seperti berjaga di sekitar reruntahan 19 rumah yang hangus di bakar.
Salah seorang warga Desa Karangan, Zainuddin (49) mengatakan, dia bersama anggota keluarganya memilih mengungsi sementara waktu karena takut terjadi bentrokan susulan.
“Saya memilih mengungsi ke rumah kerabat dengan hanya membawa barang-barang berharga yang bisa diangkut,” kata Zainuddin.
Selain itu, sejumlah tokoh di pasar Bonebone juga terlihat tutup, termasuk salahsatu showroom sepeda motor yang memilih memindahkan puluhan sepeda motornya ke tempat yang aman.
“Kami prediksi bentrokan akan meluas, makanya sepeda motor jualan ini untuk sementara kami amankan dulu,” kata Syahril, sales sepeda motor.
Wakil Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, yang dikonfirmasi tak menepis bila situasi keamanan di Lutra sampai saat ini masih tegang, ini akibat bentrokan yang mengakibatkan dibakarnya sejumlah rumah milik tokoh masyarakat Bonebone di antaranya, mantan Anggota DPRD Lutra, Fajar Burhan dan rumah mantan Ketua DPRD Lutra, Basir.
“Sampai saat ini aparat Kepolisian masih berjaga-jaga, karena situasi di lokasi bentrok masih mencekam serta tegang dikarenakan masih ada konsentrasi massa skala kecil di beberapa tempat,” ujarnya.
Indah menambahkan, dari hasil pertemuan Pemkab Lutra bersama Polri dan TNI serta sejumlah tokoh masyarakat dan agama, akan dilakukan pendekatan persuasif dan meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi.
Komandan Kodim 1403 Sawerigading Palopo, Letnan Kolonel Infanteri, Aco Lamama, menyebutkan, pengamanan konflik yang saat ini memanas di Lutra, selain melibatkan Kepolisian Resort Lutra, dan Brimob Baebunta juga melibatkan satu pleton Batalyon Infanteri 721.
“Kita berharap kondisi keamanan yang telah dikendalikan pihak kepolisian saat ini, terus terjaga serta kondisip dan bantuan pengamanan dari TNI dapat mengantisipasi adanya bentrok susulan,” kata Aco Lamama.
Senada, Komandan Kompi 721 Makassau, Kaptrn Infanteri, Sukardi, mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga pleton pasukan untuk membeckup kepolisian dalam mewujudkan perdamaian kedua warga yang bertikai. “Satu pleteon sudah bergeser ke Bone-Bone,” kata Sukardi.
Reporter: AI Editor: AS