BERITA PILIHAN

Mahasiswa Anggap Pengamanan Berlebihan Untuk SBY Seperti Era Orba

Palopo, Lagaligopos.com – Jelang lawatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Kota Palopo pada Jumat (21/02/14) besok, kalangan Pemuda dan Mahasiswa menyesalkan begitu protektif dan berlebihannya perlakuan atas kunjungan orang nomor satu di republik ini.

Selain itu mereka juga mempertanyakan dampak positif  bagi masyarakat tana Luwu atas kunjungan presiden ke Istana Kedatuan Luwu yang menjadi saksi perjuangan dan ketulusan Andi Djemma menyatakan sikap kedatuan Luwu berdiri dibelakang proklamasi dan Tana Luwu adalah bahagian dari Republik Indonesia, yang terkesan hanya seremonial belaka dan tidak menyelipkan nilai yang di cita-citakan oleh segenap rakyat Tana Luwu.

“Kami sangat menyambut baik kunjungan presiden, namun kami heran dengan sikap beberapa pihak yang begitu tegang dan terkesan ingin membungkam segalanya menjelang lawatan Presiden ke Kota Palopo, apa lagi ketika kami menyinggung tentang percepatan pemekaran Luwu Tengah dan Provinsi Tana Luwu” Ungkap Mantan Ketua Umum PB IPMIL Raya, Abdi Akbar, Kamis, (20/02/14).

Pengurus KNPI Sul-sel ini melanjutkan, “Kita seolah kembali ke orde baru, saat ini kita kan ada di era reformasi yang membuka ruang demokrasi seluas-luasnya tapi toh ternyata aspirasi percepatan pemekaran Luwu Tengah dan Provinsi Tana Luwu seperti barang ‘haram’ untuk kita bicarakan menjelang kedatangan presiden, padahal sangat jelas tertuang dalam Undang-Undang (UU), pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) itu adalah hal yang sah-sah saja, jadi tidak ada aspirasi, pokoknya tidak ada ruang untuk membicarakan itu, Seperti itulah yang tercermin belakangan ini. sungguh sangat kita sesalkan jika aspirasi itu terus di bungkam” Seru Abdi.

“Kami kan hanya ingin menyambut kedatangan Presiden SBY dengan ucapan yang menjadi cita-cita segenap komponen Rakyat Tana Luwu, selamat datang Pak Presiden di Provinsi Tana Luwu,” harapnya.

Senada dengan Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Indonesia Luwu Utara (PEMILAR) Rival Pasau, juga menyayangkan adanya pihak yang terkesan menekan kebebasan berekskpresi  setiap warga negara yang dijamin Undang-undang,  menurutnya hal itu sangat bertentangan dengan Undang-Undang kebebasan berpendapat, dia  juga mempertanyakan tentang nilai yang berdampak positif bagi masyarakat Tana Luwu atas kunjungan presiden ke Istana kedatuan  Luwu, yang di nilainya ceremonial belaka tanpa adanya upaya signifikan untuk mendorong isue-isue strategis Tana Luwu yang menjadi konsumsi rakyat Tana Luwu selama ini.

 “Ya, sebagian dari kita memang masih primitif dalam memaknai Demokrasi, harusnya kita semua sadar saat ini demokrasi tidak membatasi ruang setiap warga negara untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat dimuka umum, dan saya kira hal itu di jamin Undang-Undang, jadi jangan dong membatasi ruang berekspresi seseorang dengan pola primitif ala orde baru” Sesal Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar ini.

Rival menambahkan “Pada dasarnya kita mengapresiasi kunjungan Presiden dan menghargai Protap pengamanan oleh paspampres serta standar keprotokoleran presiden saat melakukan kunjungan dan menerima gelar kehormatan dari kedatuan di istana luwu nantinya, namun jangan kemudian hal itu sebatas seremonial belaka tanpa membicarakan isue-isue strategis untuk kepentingan orang banyak serta menafikan nilai-nilai kebudayaan lokal yang menjadi acuan serta adat istiadat  istana dan masyarakat Tana Luwu dalam hal ini kedatuan sebagai simbol peradaban budaya Masyarakat Tana Luwu sejak dulu dalam berinteraksi seperti yang tercermin antara Soekarno dan Andi Djemma pada masa lampau” paparnya.

Sekedar diketahui informasi yang di himpun lagaligopos, kunjungan Presiden pada Jumat (21/02/14) besok di Kota Palopo di  agendakan menerima gelar kehormatan dari kedatuan Luwu, namun dalam prosesi itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dan tak ada proses rama tama serta interaksi anatara presiden dan kedatuan, setelahnya presiden di jadwalkan melakukan rapat koordinasi dengan empat kepala dearah se- tana Luwu di Rumah Jabatan Wali Kota, namun tidak di ketahui pasti apa yang menjadi pembicaraan pada rapat koordinasi itu. (RPB).

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top