Makassar, Lagaligopos.com – Puluhan Mahasiswa yang mengatasnamakan Front Rakyat dan Mahasiswa Luwu Raya kembali menggelar unjuk rasa menuntut percepatan pemekaran Daerah Otonomi Baru, Luwu Tengah, di depan Kantor DPRD dan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu (20/11/2013).
Unjuk rasa yang dimulai Pukul 14.00 Wita ini mendesak DPRD dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo untuk mempercepat pemekaran yang telah cukup lama diinginkan masyarakat Walenrang-Lamasi (Walmas).
Saat di kantor DPRD Sulsel, mahasiswa pengunjuk rasa yang ditemui oleh Legislator asal Luwu Raya, Buhari dan Armin, kembali memberi penjelasan kepada mahasiswa.
“Di tingkat provinsi secara formal persetujuan pembentukan Luwu Tengah telah selesai baik di DPR provinsi ditetapkan sebagai keputusan DPR, dan pada tahun 2012 persetujuan Gubernur telah keluar, dan pada tahun itu juga seluruh pansus yang terlibat ramai-ramai ke jakarta mengantar langsung berkas itu ke departemen dalam negri dan komisi II DPR RI. Kami juga penasaran mengapa Luwu Tengah yang sudah begitu lama diperjuangkan tidak dimasukkan dalam pembahasan Daerah Otonomi Baru (DOB). Kami akan menanyakan langsung ke DPR RI kenapa Luwu Tengah tidak masuk dalam pembahasan DOB,” ucap anak kahar mudzakkar ini.
Mahasiswa yang mendengar penjelasan dari politisi partai berlambang matahari itu hanya duduk-duduk sambil merokok seakan-akan tidak memperhatikan penjelasan tersebut.
Setelah Buhari, giliran Armin Mustamin Toputiri mencoba memberi penjelasan kepada mahasiswa.
“Berkas terakhir itu adalah berkas persetujuan Gubernur terhadap pemindahan pejabat pemerintah daerah jika kabupaten terbentuk, sementara isu tentang batas-batas wilayah itu merupakan syarat ketika Luwu Tengah sudah dimaksukkan dalam pembahasan DPR. Dan jika ada isu-isu lain yang berkembang di media, itu kami tidak bertanggung jawab secara struktural. Bukan cuma masyarakat Walenrang-Lamasi (Walmas) yang kecewa, Kami juga sangat kecewa pada saat Luwu Tengah tidak dimasukkan dalam 65 daftar pembahasan DOB, sedangkan bone selatan masuk. Yang menjadi persoalan karena tidak ada yang mengurus ini wilayah, dan ada juga yang mengatakan bahwa, “kenapa mesti di urus na ada ji DPR” harus diketahui bahwa yang diakui dalam struktur kabupaten, provinsi, dan pusat yaitu Tim Pemekaran sebagai “pemilik” wilayah yang punya KTP. Dan kita selalu saling berharap dan ketika ada yang urus selalu saja ada orang-orang yang merasa tertinggal kereta. “Mammesa ki jolo, jangan terlalu ribut karena ini sementara di urus, dan besok 21 novenber saya ke jakarta dan jam 2 besok sudah di terima di komisi II DPR RI,” Terang Armin Panjang Lebar.
Tapi belum selesai politisi partai Golkar itu menjelaskan, para mahasiswa sudah beranjak meninggalkan kantor DPRD menuju Kantor Gubernur Sulsel.
“Ah, itu-itu terus, kami tidak mau mendengar janji-janji seperti itu lagi, kami mau pemekaran Luwu Tengah dipercepat,” seru para mahasiswa sambil berlalu meninggalkan kedua politisi asal Luwu Raya itu menuju Kantor Gubernur melanjutkan unjuk rasa mereka.
Di depan Kantor Gubernur Sulsel, para mahasiswa kembali berorasi mendesak Syahrul Yasin Limpo segerah mempercepat perbentukan Luwu Tengah.
“Kami meminta kepada Pak Gubernur untuk tidak merekayasa pemekaran Luwu Tengah, kami sudah 7 tahun bersabar menunggu pemekaran itu, percepat pemekaran itu sebelum tahun ini berakhir,” seru para mahasiswa.
Mahasiswa juga menuntut orang nomor satu sulsel itu untuk tidak mempermainkan dan menganak tirikan masyarakat Luwu Raya.
“Kami mencium adanya upaya terselubung bapak Gubernur memperlambat pemekaran Luwu Tengah, indikasinya adalah pernyataan Arif Wibowo, Wakil Ketua Komisi II DPR RI beberapa waktu lalu. Hal ini sangat memalukan, kami meminta penjelasan tentang itu semua,” kata mahasiswa.
Untuk diketahui, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Arif Wibowo menyampaikan duduk persoalan mengapa berkas Luwu Tengah ditarik kembali karena Gubernur tidak sepakat. Hal ini juga sudah dibantah sendiri oleh Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan, pernyataan Arif Wibowo itu sangat provokatif.
Setelah menyampaikan tuntutan mereka, mahasiswa pun membubarkan diri dengan tertib, hanya tampak puluhan aparat mengawal jalannya unjuk rasa tersebut. (IMK)