Palopo, Lagaligopos.com – Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Luwu Raya, Jumat (15/11/2013), melakukan demonstrasi sekaitan dengan jatuhnya korban dalam Unjuk rasa warga dan masyarakat Pro Luwu Tengah.
Menurut para demonstran, Jatuhnya korban dalam aksi unjukrasa pemekaran luwu tengah menjadi bukti nyata bahwa kemerdekaan masyarakat Tana Luwu belum sepenuhnya di dapatkan.
Dalam selebaran yang diterima lagaligopos, ada 7 poin utama yang menjadi tuntutan mereka.
Pertama, Pemekaran luwu tengah sebagai daerah otonom baru adalah harga mati. Kedua, mengecam keras oknum-oknum yang berusaha menggagalkan usaha pemekaran luwu tengah. Ketiga, menuntut transparansi KOMNAS HAM dalam pengusutan pelanggaran ham yang terjadi pada demonstran di Walmas, yang keempat, Mengecam tindakan represif aparat yang mengakibatkan warga sipil dan mahasiswa meninggal dunia.
Selanjutnya yang kelima, meminta kapolri untuk mencopot Kapolda dan Wakapolda sulselbar serta Kapolres dari jabatannya. Keenam, Segera membebasan warga dan mahasiswa yang ditahan. Serta yang Ketujuh, meminta pertanggungjawaban hukum atas meninggalnya warga dan mahasiswa sesuai dengan aturan yang berlaku di NKRI.
Para pengunjuk rasa juga melakukan Shalat Gaib untuk para korban, yang dilakukan di depan lampu merah Jalan Andi Djemma.
Unjukrasa yang dimulai sekitar pukul sembilan, dimulai dari lampu merah depan kampus II Uncp, kemudian kedepan Walikota di Jalan manennungan, setelah itu di akhiri di depan kantor Walikota Lama, Jalan Andi Djemma.
Rencananya, setelah shalat jumat, para demonstran akan melanjutkan aksi, dengan melakukan hearing bersama anggota DPRD kota Palopo. (Fz)