Makassar, Lagaligpos.com- Penembakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar asal Kec. Mappedeceng, Luwu Utara oleh aparat Satuan Reserse Mobile Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar mendapat kecaman dari organisasi kemahasiswaan Luwu Raya.
Seperti yang marak di beritakan sebelumnya oleh beberapa media massa, Aksal (23) Mahasiswa semester akhir Fakultas Sospol Universitas Muhammadiyah Makassar tewas di tembus peluru tajam oleh oknum Resmob Polrestabes Makassar Brigpol Syeh Yusuf di sekitar Kecamatan Rapocini, Makassar pada Kamis pagi, (19/09/13) Pukul 06.00 Wita, setelah dua peluru bersarang di tubuh korban masing-masing dibagian paha dan dada kanan.
Kecaman penembakan Mahasiswa yang dikenal aktif diberbagai lembaga gerakan kemahasiswaan di Makassar ini, disampaikan oleh Ketua PEMILAR, Rival Pasau dan Ketua Umum PB. IPMIL Raya, Muh. Said Azis kepada Lagaligopos, Jum’at (20/09/13).
Rival Pasau Mengungkapkan, “Kami atas nama Mahasiswa dan rekan korban mengecam dan mengutuk keras tindakan keparat yang dilakukan oleh oknum aparat polrestabes Makassar terhadap rekan kami. Penembakan ini sungguh keji, ada dua buah peluru yang bersarang di tubuh Aksal, masing- masing menembus dada kanan dengan arah tembakan dari belakang, serta paha kanan korban yang nyaris mengenai alat vital rekan kami.” Jelas Rival
“Kronologis dan alasan penembakan terhadap aksal sampai saat ini masih simpang siur, karenanya kami menyesalkan opini diberbagai media yang terkesan menyudutkan Aksal yang justru menjadi korban, ada yang yang janggal dari berbagai keterangan pers yang disampaikan oleh pihak kepolisian, dari berbagai keterangan polisi yang direalese media kronologis dan alasan penembakan berubah-ubah mulai dari lokasi penembakan sampai pada tudingan-tudingan terhadap rekan kami, karenanya kami menilai ada yang ditutup-tutupi dari kasus penembakan kawan kami”, Imbuhnya.
Selain itu Ketua Umum PB IPMIL Raya mengungkapkan ” Sekedar diketahui Aksal merupakan mahasiswa yang aktif di berbagai gerakan kemahasiswaan serta simpatisan salah satu ormas dan parpol yang bermukim di Batu Putih Makassar dan punya karakter pendiam, serta berasal dari keluarga ekonomi menengah keatas, sehingga tudingan kepolisian terhadap Aksal yang diduga mencoba melakukan perampokan, pemalakan, dan pengancaman belum dapat kita sanksikan kebenarannya. Memang ada hal yang janggal atas penembakan Aksal, sesaat sebelum insiden penembakan terjadi saat keluar aksal pamit kepada sesama rekannya di Batu Putih Syndicate untuk mencari makan, jadi bagaimana mungkin orang yang mau cari makan membawa senjata rakitan dan sajam, pada TKP sendiri polisi tidak dapat memperlihatkan adanya senjata rakitan jenis Papporo dan oknum polisi yang disabet sajam kita tidak tahu benar atau tidak adanya, seperti yang ditudingkan kepada kawan kami melalui berbagai media massa.” Ungkap Said.
Said menambahkan, ” Informasi Wafatnya kawan kami Aksal baru kami terima sekitar pukul 10.00 wita, ada jeda sekitar empat jam pasca penembakan, sehingga ada kemungkinan rekayasa kronologis kejadian sebenarnya, ini tercermin dari keterangan pers yang berubah-ubah dari kepolisian. Karenanya atas nama penegakkan Supermasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) kami mengutuk keras tindakan oknum Resmob Polrestabes Makassar Brigpol Syeh Yiusuf serta meminta transparansi penangan kasus ini, kita tidak ingin ada Aksal- Aksal lainnya yang menjadi korban keberingasan Aparat, keluarga sendiri akan segera melaporkan kasus ini ke PROPAM Polda Sul-selbar dan kami akan segera membentuk team kuasa hukum dan team pencari FAKTA untuk mengawal kasus ini,” tutup Said. (RPB)