Palopo, Lagaligopos.com – Perencanaan Pemerintah Kota Palopo untuk mengkonsentrasikan berbagai macam industri dalam satu kawasan yang disebut Kawasan Industri Palopo (KIPA) sampai saat ini belum terwujud. Pasalnya, sejak awal pencanangannya pada 2005 silam di Kelurahan Mancani, Kecamatan Telluwanua, KIPA tak mengalami perkembangan berarti.
Ibu Nurpati, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Palopo, saat dikonfirmasi tidak membantah hal itu. Dia mengakui mandeknya pengembangan KIPA timbul karena tidak adanya koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang lain.
Selama ini, jelasnya, pihaknya maupun Badan Penanaman Modal Daerah sudah berkali-kali memediasi masalah harga lahan yang terlalu mahal itu. Tetapi itu tidak pernah berhasil.
Sebenarnya, banyak investor yang sudah melirik untuk membangun industrinya di sana. Namun batal karena ternyata harga lahannya sangat tinggi. Situasi itu diperparah dengan pemerintah yang terkesan lepas tangan.
“Mestinya SKPD terkait menganggarkan tiap tahun untuk pembebasan lahan-lahan itu, kita selalu ingatkan masalah ini tapi mereka terkesan lepas tangan,” katanya.
Sejak awal pencanangannya pada 2005 silam, pemerintah baru membebaskan lahan seluas setengah hektar. Itupun semuanya dibangun untuk pabrik cokelat.
“Sekiranya pemerintah sudah membebaskan, untuk menarik investor dan mengalihkan semua usaha pergudangan ke KIPA itu selanjutnya tanggungjawab kami bersama BMPD,” tandas Nurpati.
Sebelumnya, PT Makale Toraja Mining, investor tambang galena mengeluhkan kondisi KIPA yang sulit diakses pengusaha. Karena masalah itulah, PT Makale terpaksa mendirikan stock file di dermaga, yang belakangan dikecam oleh nelayan karena limbahnya diduga mencemari pantai. (Abr)