METRO

Tunggakan Utang Belum Terbayar, RSUD Andi Djema Tiadakan Operasi

Masamba, Lagaligopos.com – Karena tunggakan utang obat sebesar sebesar Rp4,5 miliar belum dibayar, operasi untuk pasien di Rumah Sakit Andi Djemma Masamba kini ditiadakan.

“Obat bius yang digunakan untuk perasi sudah habis. Ini membuat tindakan operasi tidak mungkin dilaksanakan lagi,” ucap dr Ismawati Irwan SpAN, Dokter Ahli Anastesi RSUD Andi Djemma Masamba.

Ismawati mengkhawatirkan jika ada pasien yang datang dan memerlukan operasi sementara keperluan obat untuk menjalankan operasi tidak ada.

“Minggu lalu ada tujuh pasien yang batal dioperasi karena benang jahit tidak tersedia, padahal pasien sudah berada di meja operasi”.

Diperhadapkan dengan kondisi seperti itu, pihak rumah sakit terpaksa menyuruh kepada keluarga pasien untuk membeli benang jahit operasi.

Pihaknya, kata Ismawati Irwan, juga telah berupaya untuk menutupi stok obat yang terus menipis. Biasanya, pihaknya utang obat di Rumah Sakit Wotu Luwu Timur, RS Palopo, RS Belopa, hingga RSWS Makassar. 

”Saya selalu bertengkar dengan orang apotek karena keterbatasan stok obat itu. Saya kira orang apotek tidak ada kerjanya. Ternyata memang uang untuk membeli obat memang tidak ada,” ujarnya.

Kepala Instalasi Farmasi RSUD Andi Djemma Masamba, Asni Mangina mengatakan, rumah sakit ini sudah masuk daftar hitam (black list) seluruh perusahaan farmasi. Ini dikarenakan utang pembelian obat yang menumpuk.

Untuk lima perusahaan total utang mencapai Rp798,674,000. Lima perusahaan yang dimaksud, PT Anugrah Argon Merdika, PT Kimia Farma, PT Mensa Bina Sukses, PT Penta Valent, PT Tiga Bunga.

“Baru lima perusahaan ini yang melaporkan jumlah utangnya. Saat ini obat anastesi BPJS dan jamkesda sudah kosong,” jelasnya.

Ketua Komite Medik RSUD Andi Djemma Masamba, dr Nasrul SpTHT, Mkes menambahkan kekosongan obat dan bahan habis pakai di rumah sakit sudah berlangsung sejak enam bulan lalu.

Pihaknya, kata Nasrul, telah melayangkan surat ke kepala daerah dan pimpinan DPRD Luwu Utara. Surat itu berisi pemberitahuan tentang 90 persen obat dan bahan habis pakai tidak tersedia.

”Selama ini para dokter selalu meminjam obat dan bahan habis pakai di rumah sakit umum tetangga. Seperti, RS Wotu, Luwu Timur, RSUD Belopa, dan RSUD Palopo. Kami minta manajemen rumah sakit dan pemerintah daerah mencari solusi,” katanya. (Fajar.co.id)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top