BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Lembaga penggiat lingkungan, Wallacea, menilai aktivitas pertambangan menjadi salah satu faktor yang memperparah bencana banjir di Kabupaten Luwu.
Hal tersebut disampaikan Direktur Perkumpulan Wallacea, Hamsaluddin setelah melihat langsung ke lokasi bencana banjir terjadi.
Baca Juga: Banjir Besar dan Longsor Terjang Luwu
Menurut Hamsaluddin, selama ini hampir tidak ada proses mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah, misalnya laju pembukaan lahan masih saja terjadi secara masif di wilayah hulu.
“Kondisi ini tidak akan berhenti dan bahkan akan semakin parah dengan adanya faktor-faktor lain selain pembukaan lahan untuk perkebunan, misalnya tambang pasir, tambang ilegal, dan rencana pertambangan emas yang akan dilakukan PT. Masmindo Dwi Area,” ujar Direktur Perkumpulan Wallacea yang dikutip dari laman resminya, Minggu (05/5/24).
Baca Juga: Longsor Putus Total Akses Jalan Belopa-Latimojong
Hamsaluddin berharap pemerintah dapat melakukan pengendalian pembukaan lahan di wilayah hulu, memberikan edukasi terhadap masyarakat yang beraktivitas di daerah hulu atau di sekitaran bantaran sungai, baik itu yang berada di DAS Suso dan DAS Paremang, dan normalisasi sungai, sekaligus melakukan pengawasan terhadap pertambangan PT. Masmindo yang saat ini mulai beroperasi.
Baca Juga: Longsor di Latimojong, 5 Korban Jiwa
“Di dua DAS tersebut harus dilakukan normalisasi karena tidak bisa dipungkiri dua DAS ini kondisinya sangat kritis karena banyaknya sedimentasi, apa lagi jika aktivitas pertambangan PT Masmindo sudah beroperasi, maka berpotensi memperparah sedimentasi di dua DAS tersebut,” imbuhnya.