PALOPO, LAGALIGOPOS.COM – Peserta Aksi Front Oposisi Rakyat Indonesia (Fori Palopo) di bubarkan paksa Oleh oknum Preman dalam ujuk rasa menolak kenaikan tarif Air PAM Tirta Mangkaluku di depan rumah jabatan Walikota Palopo, Selasa (02/07/2019).
Kenaikan tarif dasar Air PAM Mangkaluku melahirkan penolakan keras di kalangan masyarakat karena dianggap memberatkan rakyat.
Pengunjuk rasa menuntut Walikota Palopo Judas Amir mencabut SK Walikota Palopo nomor: 245/v/2019 tentang kenaikan tarif dasar Air PAM Tirta Mangkaluku.
Namun aksi yang digelar pada sore tadi itu dibubarkan paksa oleh sekolompok orang yang tidak dikenal sehingga berujung pada pemukulan terhadap peserta aksi.
Dari keterangan yang diperoleh Lagaligopos, 11 peserta aksi mengalami tindakan kekerasan.
Namun naas, salah satu perempuan peserta unjuk rasa mengalami luka serius dan terpaksa dilarikan ke Rumah sakit Bintang Laut.
Jendral lapangan unjuk rasa tersebut, Tandiesak Parinding mengecam pihak kepolisian yang membiarkan sekolompok preman melakukan pemukulan terhadap peserta aksi.
“Kami juga mengecam pemerintah kota yang melibatkan preman dalam mengintimidasi rakyat seperti yang terjadi tadi sore,” kata Tandiesak Parinding kepada Lagaligopos.
Tandiesak Parinding juga menghimbau kepada seruluh elemen masyarakat Kota Palopo untuk bersatu padu menolak kenaikan tarif dasar air PAM Mangkaluku yang dia sebut menyengsarakan rakyat.
Tak hanya itu, mantan ketua Himpunan Mahasiswa Bastem itu juga menyayangkan cara-cara premanisme yang digunakan pemerintah membungkam kebebasan berpendapat. (En)