KOMUNITAS

Kampanye Save Seko Meriahkan Gerak Jalan di Luwu

Komunitas BzH1Nk (Bising), memeriahkan pawai gerak jalan dalam rangka peringatan hut ri k2-72 di belpa dengan mengusung isu keberagaman dan cinta lingkungan, Kamis (17/8/2017)

BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Peserta pawai gerak jalan nomor 118 pada peringatan HUT RI ke-72 di Belopa, Kabupaten Luwu menjadi buah bibir masyarakat. Ribuan warga yang berbaris di sepanjang jalan utama kota Belopa mengabadikan aksi itu.

Inilah peserta yang mengatasnamakan diri mereka Bzhink dari Kecamatan Suli. Komunitas yang beranggotakan anak muda dari mulai SMP hingga Orang Tua. Dari anak sekolahan hingga putus sekolah.

“Kami berhimpun dan belajar bersama. Kami saling berbagi. Kami Bzhink, ribut dan mungkin berisik. Tapi tentu saja untuk sesuatu hal yang baik,” kata Rian Sherdiawan. S, kepala suku Komunitas Bzhink, Kamis (17/8/2017).

Apa yang komunitas ini lakukan dalam pawai itu? Semua orang yang masuk dalam formasi barisan menggunakan pakaian kebaya. Sarung di balut setinggi lutut. Pakai kacamatan hitam. Ada pula yang mengenakan topi.

“Teman-teman ingin tampil beda. Mengusung visi keberagaman. Kami menggunakan pakaian feminim tapi kami maskulin. Jadi pesan kami, jangan melihat seseorang dari sisi luarnya saja,” kata Rian.

“Jadi misalkan ada laki-laki yang pakai baju warna pink, jangan buru-buru menganggap mereka cala (transgender). Toh warna tak punya kelamin bukan?” lanjut Rian.

Hal lain yang menjadi bincang warga dari parade Bzhink ini karena adanya tulisan di dada anggota gerak jalan yang berdiri paling depan. Tulisan itu tertulis besar dengan menggunakan tagar SaveSeko dan KalauBukanKitaSiapaLagi.

Dalam rembug bersama anggota Bzhink, pilihan menggunakan tagar SaveSeko karena bentuk kepedulian pada masyarakat di Kecamatan Seko, khususnya Seko Tengah, yang dikriminalisasi karena mempertahankan wilayah adat mereka.

Trisno, Dewan Penasehat Bzhink mengatakan, Seko dan Luwu sangat dekat. Sejak kasus Seko bergulir dan masyarakat menolak pembangunan PLTA di kawasan Seko Tengah, yang kelak akan membendung sungai Betue adalah persoalan bersama.

“Semua orang membutuhkan listrik. Tapi, dengan pembahasan AMDAL Tambang di Seko, itu memperburuk keadaan,” katanya.

“Kalau memperhatikan dokumen RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) PLN 2012-2024, PLTA Seko diperuntukkan untuk rencana pembangunan pabrik pengolahan nikel di Bua. Jadi benarkah listrik untuk masyarakat?” tandasnya.

Kiriman rilis dari Wisarianto, 0822 93 83 76 53

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top