BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Sebanyak tujuh desa di Kecamatan Lamasi Timur, Kabupaten Luwu, kembali diterjang banjir. Kali ini, ketinggian air di sejumlah desa mencapai 2 meter. Desa yang paling parah dilanda banjir adalah Desa Pompengan Pantai dan Pompengan Tengah.
Johannis, 50 tahun, warga Dusun Kala-Kala, Desa Pompengan Tengah, Kecamatan Lamasi, mengaku sudah satu bulan desanya terendam banjir. Menurut dia, hingga kini, tak ada bantuan dari pemerintah. Untuk bertahan hidup, kata dia, warga makan pisang dan mi instan. “Untuk bertahan hidup, kami merebus pisang lalu dimakan. Kadang, kalau ada uang, kami beli mi instan,” ujar Johannis, Ahad (03/5/15).
Dia menyayangkan belum adanya tindakan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Sosial Kabupaten Luwu. Padahal sudah sebulan ribuan warga di tujuh desa menderita akibat banjir. “Kalau BPBD mengklaim sudah menyalurkan bantuan, kami pastikan itu bohong. Sampai sekarang kami masih menderita,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris BPBD Kabupaten Luwu Hasta mengklaim sudah menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Lamasi Timur. Bantuan yang disalurkan berupa mi instan dan air mineral. “Kami sudah salurkan bantuan untuk korban banjir di Lamasi Timur, sementara untuk tanggul jebol kami minta instansi terkait untuk bekerja sama,” ujar Hasta.
Syarifuddin, warga Desa Pompengan Tengah, berujar, hingga kini, ketinggian air belum pernah surut, justru bertambah ketika hujan turun. Banjir ini mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak dan sejumlah sekolah terpaksa libur. “Bagaimana mau sekolah kalau gedung sekolahnya dipenuhi air. Siswa dan guru juga kesulitan karena akses jalan menuju sekolah dipenuhi air,” kata Syarifuddin.
Banjir juga merendam fasilitas umum lain, seperti masjid, gereja, sekolah, dan kantor desa. Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah kerabatnya. Namun ada juga yang tetap bertahan di rumahnya yang terendam banjir. “Sudah satu bulan kami tidak bisa beraktivitas. Sumber penghasilan kami pun tidak dapat diharapkan lagi karena semuanya hancur tersapu air,” ujarnya.
Anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pompengan Tengah, Muhammad Said, mengatakan upaya meminta bantuan dan kepedulian pemerintah sudah dilakukan, baik secara lisan maupun mendatangi langsung kantor BPBD. Namun tidak ada respons sedikit pun. “Kami hanya bisa bersabar dan melaporkan ke pimpinan terkait dengan banjir di wilayah kami,” tutur Said.
Sumber: tempo.co
