LINGKUNGAN

Penjelasan BMKG Terkait Hujan Es di Sorowako

LAGALIGOPOS.COM – Fenomena hujan es di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur beberapa waktu lalu hebohkan warga. Fenomena tak lazim itu terekam melalui video amatir yang diambil oleh warga setempat.

VIDEO: Hujan Es di Sorowako Hebohkan Warga

Melalui laman resminya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai fenomena hujan es yang terjadi di berbagai wilayah di tanah air adalah fenomena alamiah yang biasa terjadi.

Fenomena hujan es biasanya banyak terjadi pada masa pancaroba. “Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya,” ujar Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko.

Hary menyampaikan, ada beberapa indikasi terjadinya hujan lebat atau es disertai petir dan angin kencang.

Satu hari sebelumnya, kata Hary, udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%).

Pagi hari, terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu yang menjulang tinggi seperti bunga kol.

Indikasi selanjutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (cumulonimbus).

“Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat. Kemudian, terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri,” kata Hary.

“Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba. Gerimis biasanya tidak menimbulkan angin kencang. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak,” ucap dia. (**)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top