BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Sebagai sebuah upaya mencegah faham radikal yang dianggap dapat mengganggu kondisi masyarakat, utamanya di tingkat pelajar, Forum Peduli Demokrasi mengadakan diskusi yang mengangkat tema “Mengimilinir Faham Radikal Dengan Meningkatkan Pemahaman Ideologi Negara Dalam Bingkai NKRI Di Lingkungan Sekolah”. Diskusi yang diadakan di Warko Bro Belopa, Senin (16/3/2015), dihadiri oleh Kepala Kesbangpol, Departemen agama, guru, dan ormas. Selaku moderator Afrianto menjelaskan diskusi ini sebagai sebuah upaya menyikapi isu-isu faham radikal dan berdiskusi tentang kondisi Luwu seperti apa upaya pencegahan terhadap faham tersebut.
Kepala Kesbangpol Linmas Kabupaten Luwu Alim Bachri menjelaskan hak-hak setiap warga negara dalam mengeluarkan pendapat dan berkeyakinan dilindungi oleh negara sebagai bagian dari hak asasi manusia sebagai suatu kesatuan NKRI. Faham-faham radikal sudah ada di masyarakat namun dalam bentuk fositif yang tidak merusak sendi-sendi masyarakat. Faham radikalisme di sekolah-sekolah sudah lama terjadi masuk kedalam usia sekolah yang dibawah dalam pendidikan keluarga. “Hal ini sudah lama berada dalam masyarakat sebagai sebuah budaya turun temurun yang di pertahankan namun masih dalam bentuk yang fositif dan tidak merusak tatanan masyarakat”.
Alim menambahkan jika dicermati dalam bingkai nasionalisme banyak hal yang bisa mencegah pandangan-pandangan radikalisme di tingkat pelajar dengan pemahaman fositif seperti tidak menggunakan narkoba dan menjaga lingkungan. Termasuk dalam media-media seperti tontonan perilaku politik juga memberi pengaruh negatif pada pelajar hal itu perlu menjadi perhatian.
“Upaya pencegahan perlu dilakukan karna pembentukan karakter di dunia pendidikan yang kita tuju perlu sebuah upaya pencegahan terhadap faham dan tindakan yang merusak pendidikan seperti perayaan-perayaan yang tidak mendidik hari kasihsayang, di masyarakat seperti contohnya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu,” terang Alim.
Sementara Ihsan salahsatu peserta dari diskusi menjelaskan faham radikal selama tidak memberi efek negatif dalam masyarakat maka hal tersebut tak menjadi sebuah persoalan. Namun dalam sebuah upaya menjaga keutuhan NKRI maka perlu sebuah pembangunan budaya yang di dukung dan melibatkan semua pihak. Diantara budaya tersebut adalah budaya berdialog tentang perbedaan kondisi masyarakat yang mengedepankan keterbukaan dan bertukar fikiran.
“Selama tidak ada efek negatif fahaman yang dianggap radikal tidak menjadi masalah, namun sebagai upaya untuk pencegahan terhadap faham radikal yang mengganggu tatanan masyarakat kita buka ruang-ruang berdialog”.
Hal serupa disampaikan kepada oleh Ridwan, sekretaris PKB Kabupaten Luwu ini menjelaskan penngakuan pemeritah terhadap berbagai faham dan ormas masing-masing memiliki pemahaman yang radikal namun sebagai sebuah upaya pencegahan kita terhadap faham radikal yang negatif di tingkat sekolah maka perlu sebuah penekanan dari aspek moral pada peserta didik.
“Masalah gerakan radikal ada dalam setiap faham dan ormas dan mendapat pengkuan negara, menyikapi hal ini utamanya pada kalangan peserta didik perlu penanaman nilai moral yang baik”.
Sebagai kesimpulan dalam diskusi tersebut, keluar empat poin penting yang disampaikan oleh peserta terkait upaya pencegahan faham radikal pada masyarakat. Pertama, Keinginan bersama untuk meningkatkan kegiatan ekstra bagi siswa yang melibatkan berbagai pihak. Kedua, Perlu mendorong dialog pastisipatif dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Ketiga, Arah pendidikan yang sifatnya mengarah kepada aspek moralitas. Keempat, Perlu sebuah forum yang menghimpunan semua pihak yang mendiskusikan semua berbagai masalah dan fenomena di masyarakat.
Reporter: Acep Crisandy Editor: Acep Crisandy