CITIZEN REPORT

Wallacea dan Samdhana Institute Gelar Pelatihan Kakao Terpadu

Lamasi, Lagaligopos.com – Perkumpulan Wallacea dan Samdhana Institute menggelar pelatihan terpadu kepada petani kakao di Luwu Raya. Bertempat di kantor Kecamatan Lamasi, Camat Lamasi, Drs. Arsul Hayam membuka Training Of Trainer Bagi Petani Tanaman Kakao  Terpadu yang Ramah Lingkungan SeTanah Luwu yang akan berlangsung selama seminggu, dari tanggal 9-13 September 2014.

Pelatihan tersebut di ikuti 30  petani kakao yang berasal dataran tinggi Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu, khsusunya Lamasi dan Santandung.

Camat Lamasi menyambut baik pelatihan yang dilaksanakan oleh Perkumpulan Wallacea dan Samdhana Institute atas kepeduliannya terhadap petani kakao dan permasalahan pertanian secara umum karena konsep yang akan diterapkan pada pelatihan ini adalah konsep pengelolaan tanaman kakao melalui pendekatan ekosistem dan ramah lingkungan. 

“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Luwu mengucapkan terima kasih kepada Wallacea dan Samdhana yang akan membagi ilmu dengan memberi pelatihan kepada petani-petani kakao dari beberapa daerah se Tana Luwu,” kata Arsul Hayam pada awal sambutannya, Selasa (9/9/14).

“Selamat datang dan terima kasih kepada Bapak Subali Andika sebagai narasumber yang telah lama menggeluti konsep pengelolaan kakao dan pertanian ramah lingkungan yang akan membagi ilmu dan pengalamannya. Karena saya dengan Pak Subali ini sudah berhasil membikin formulasi pupuk organik yang bahan-bahannya sangat mudah diperoleh di alam,’’ ujar Asrul Hayam.

Dihadapan peserta, Asrul Hayam juga menyampaikan  bahwa pelatihan yang dikhususkan untuk mempersiapkan petani dari beberapa daerah di Tanah Luwu dapat melatih petani-petani di wilayahnya sehingga diharapkan permasalahan kakao yang dialami selama ini dapat diatasi dan meningkatkan produksi kakao.

Sementara itu, menurut Direktur Perkumpulan Wallacea, Sainal Abidin,  kegiatan ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat khususnya petani kakao supaya pengembangan tanaman kakao dengan pendekatan ekosistem dan ramah lingkungan mampu menjadi model alternatif untuk menyelesaikan permasalahan penyakit dan hama yang selama ini menyerang tanaman kakao sehingga menyebabkan produksi menurun dan minat petani memelihara kakao semakin berkurang.

“Pendekatan ekosistem memakai budidaya yang ramah lingkungan dengan penerapan bertani yang baik itu bersahabat  dengan  alam perlu dilakukan bersama-sama  semua petani di hamparan yang sama, karena jika hanya dilakukan oleh sebagian petani maka akan percuma hasilnya tidak signifikan. Untuk itu diperlukan pemahaman dan keterampilan teknis di tingkat petani pengelolaan tanaman kakao secara terpadu yang ramah lingkungan,’’ kata Sainal Abidin.

Hadir pada saat pembukaan, Marsus Sakaria, Ketua UPK Lamasi, Subali selaku narasumber sekaligus fasilitator pelatihan.

 

Repoter: BASRI
Editor: AS
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top