MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Manusia adalah satu-satunya makhluk di bumi, yang menebang pohon untuk membuat kertas dan kemudian menulis ‘SELAMATKAN POHON’ diatas kertas itu.
Dari satu batang pohon dibuat jutaan batang korek kayu. Dari satu batang korek kayu dibakar jutaan pohon di hutan.
Dua pepatah diatas menggambarkan betapa ambigunya sikap manusia memperlakukan lingkungan.
Pada yang pertama tergambar sikap manusia mengekploitasi lingkungan, pada yang kedua tergambar kesadaran, dan tergerak melakukan upaya memperbaiki kerusakan itu.
Pada posisi yang kedua itulah Mahasiswa Universitas Andi Djemma (Unanda) menggalang gerakan menaman dalam rangka memperingati hari pohon.
Dengan mengambil lokasi di pantai Malangke Luwu Utara, Mahasiswa Unanda ini menanam lebih dari 400 pohon mangrove.
“Bukan hanya mangrove, sekitar 200 pohon juga kami tanam di sepanjang jalan,” ujar Nugrah, salah seorang peserta yang ikut dalam kegiatan penanaman itu, Rabu (22/11/2017).
Kegiatan yang bertema “1 pohon untuk 1000 nafas” itu sukses menggalang kesadaran dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa KKN Unanda, BEM Fakultas Kehutanan Unanda, Siswa SMA, beberapa organisasi KPA dari Masamba, masyarakat setempat, hingga warga negara asing juga terlibat.
Ternyata memang kesadaran itu menular. Hari Pohon Sedunia yang diperingati setiap 21 November adalah buah dari kesadaran J. Sterling Morton pada 1872, seorang pecinta alam dari Amerika.
Ia sangat gigih mengkampanyekan gerakan menanam pohon. Mula-mula alasannya sederhana, ia sangat berharap adanya pohon untuk berteduh, pemecah angin, dan fungsi pohon lainnya.
Orang mulai menyetujui ajakan Morton untuk peduli pada pohon. Sejak itu, muncullah kesadaran kolektif dan kebijakan untuk menanam dan merawat pohon.