PALOPO, LAGALIGOPOS.COM – Puluhan mahasiswa Universitas Andi Djemma Palopo menuntut percepatan proses alih status Unanda menjadi perguruan tinggi negeri, Senin (18/5/15), di kampus 1 Unanda, Jalan Sultan Hasanuddin Palopo.
Dalam orasinya, mereka juga menuntut rektor Universitas tersebut, DR. Marsus Zuki agar mundur dari jabatannya. Pengunjuk rasa menilai Marsus tidak serius dalam mengawal alih status Unanda.
Unjuk rasa ini sendiri nyaris berujung ricuh. Pendemo yang menganggap pihak kampus melakukan pembohongan, kemudian berniat menyegel pintu gerbang kampus itu, namun dicegah sejumlah Dosen dan staf.
Baku dorong antara pendemo dengan sejumlah dosen dan staf pun kemudian tak terelakkan. Untungnya petugas kepolisian resort Palopo yang bersiaga dilokasi sigap melerai kedua belah pihak.
“Demo itu wajar dan tidak ada masalah, karena mereka mungkin ingin tahu perkembangan (penegerian Unanda).” kata Abdul Rahman Nur, salah satu Dosen Unanda saat dihubungi Lagaligopos, Senin (18/5/15).
Yang masalah adalah, sambung Abdul Rahman, kalau mereka ingin menyegel kampus. Menurutnya hal itu tidak nyambung dengan proses yang terjadi sekarang. “Tuntutan mereka kan keinginan semua mahasiswa bahkan semua pihak. Tapi jangan mengganggu aktivitas mahasiswa lainnya.”
Urusan penegerian, kata dia, bukan urusan daerah lagi, tapi urusan Jakarta, dalam hal ini Presiden. “Masak Presiden mau dipaksa untuk segera menandatangani.”
Tuntutan pengunjukrasa untuk melengserkan Rektor, kata Abdul Rahman, juga tidak releven. “Pak Rektor selama ini telah berupaya mengurus proses ini sampai ke pusat, beliau juga tidak pernah menghalang-halangi, jadi sangat tidak releven kalau mereka menuntut pak Rektor mundur.” tandas Abdul Rahman. (Baca Juga:Menteri Yuddi: Tahun Ini, Unanda Jadi Negeri)
Reporter: Zulfiqar Rapang