MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Ada filosofi yang menjadi salah satu pegangan Arifin Junaidi dalam menjalankan roda pemerintahan. Filosofi lima jari, begitu pria yang kerap disapa Arjuna ini menyebutnya. Dengan filosofi ini, dia mengkategorisasi masyarakat berdasarkan lima jari.
“Jari telunjuk itu ibarat cerdik cendikiawan yang mengambil peran sebagai pemikir. Lalu jaring tengah perwakilan dari tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan.” ujar Arifin dengan senyum khasnya saat ditemui di rumah jabatan bupati Luwu Utara, Kamis (22/10/15).
Sedangkan jari manis, sambung Arjuna, ibarat kaum berada, misalnya pemodal atau pengusaha. “Sedangkan kekuatan inti adalah jari kelingking, yakni masyarakat umum, ini yang memegang peranan utama dalam menggerakkan pembangunan.” ujar dia. Tanpa peran dan dukungan masyarakat, pembangunan tak akan berjalan optimal.
Pria yang dikenal sabar ini selanjutnya menjelaskan, ibu jari adalah perumpamaan pemimpin itu sendiri. Sebagai pelopor, pemimpin dituntut untuk mampu merangkul semua komponen masyarakat yang ada, tanpa diskriminasi pada siapapun.
“Jika kelima jari ini dikepalkan, maka akan menjadi kekuatan besar. Ibu jari yang mewakili pemimpin, harus mengambil peran utama untuk menyentuh jari-jari lainnya,” katanya
Filosofi ini juga berarti, pemimpin mesti memiliki sifat luwes dalam melakukan pendekatan terhadap semua kelompok masyarakat. “Jika itu berhasil, maka akan membentuk kepalan yang menghasilkan kekuatan besar untuk kelanjutan pembangunan serta terjaminnya kesejahteraan masyarakat ,” tandas Arjuna.
