Belopa, Lagaligopos.com – Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden tinggal menghitung hari. Semua penyelenggara baik KPU dan Panwaslu sudah bersiap-siap menghadapai pesta demokrasi.
Terkhusus di Kabupaten Luwu Pilpres kali ini adalah Pesta Demokrasi yang ke-4 dalam waktu yang berdekatan selama kurun tahun 2013 dan 2014. Panwaslu setempat selaku pengawas pesta demokrasi juga telah mempersiapkan berbagai hal untuk menghadapi Pilpres.
Ditemui di Kantor Panwaslu Luwu, Ketua Panwaslu Drs. Siming mengatakan tak ingin kejadian pelanggaran di Luwu seperti ketika Pilkada dan Pilcaleg yang melibatkan penyelenggara pemilu kembali terulang di Pilpres 9 Juli mendatang.
“Kemungkinan untuk terjadinya kecurangan tetap ada namun Panwas senantiasa mencoba meminimalisir atau menekan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran dalam pemilu, kita tidak mau pelanggaran seperti Pilkada dan Pilcaleg kembali terulang, apalagi jika itu melibatkan penyelenggara pemilu, baik tingkat KPU dan bawahannya maupun Panwaslu sendiri dan bawahan kami di lapangan,” kata Siming kepada Lagaligopos, Rabu (2/6/14).
Terkait hal ini Siming mengaku sudah melakukan beberapa hal terhadap pengawas pemilu yang ada dilapangan (Panwascam).
“Untuk meminimalisir dan upaya agar pelanggaran seperti kemarin tidak terulang kami sudah melakukan beberapa hal diantanya:
1. Kita lakukan bimtek kepada semua panwascam, kita evaluasi hal-hal yang selama ini menjadi titik lemah
2. Lakukan pemetaan tentang titik rawan dari proses pemilu, salah satu diantanya Formulir C6 semua yg terdaftar harus mendapat undangan tidak boleh tidak karna hal itu rawan dimanfaatkan.
3. Logistik yang di TPS apakah logistik sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan kebutuhan dan kepastian tiba dan pengawasan pembuatan TPS apakah memenuhi syarat.”.
“Demikian juga dengan TPS No.19 jelas ukuran lebar 8 meter dan panjang 10 meter atau tergantung kondisi, apakah memenuhi kriteria pemilu pada saat pemungutan dan penghitungan suara agar tecapai asas Pemilu seperti dalam Undang-undang,” kata Siming menjelaskan panjang lebar.
Terkait jumlah pengawas di lapangan dalam mengawasi pemilu, Panwaslu akan kembali mengaktifkan relawan Panwaslu dan relawan dari kalangan pelajar.
“Dalam 1 desa terdapat 3 orang PPL, kami juga tetap mengaktifkan relawan, demikian juga relawan dari pelajar kami sudah kerjasama dengan sekolah akan di komunikasikan”.
Menurut Siming, saat ini pihaknya juga sudah memetakan daerah yang rawan pelanggaran. “Tempat rawan dalam pemetaan kami selain tempat yang kemarin di dapati pelanggaran juga kebanyakan di daerah terpencil, mereka melakukan kesalahan perubahan hasil, intimidasi, termasuk tidak adanya alat komunikasi yang memadai”.
“Saya sudah menekankan dalam Bimtek pengawas harus betul-betul mengawasi peghitungan suara agar sesuai dengan aturan dan PPL lakukan kroscek terhadap C1 dan C1 plano karna hal itu sering dimanfaatkan untuk merubah perolehan suara,” terang Siming.
Minus tujuh hari Pilpres, sampai hari ini Panwaslu Kabupaten Luwu menyatakan belum menerima satupun laporan pelanggaran baik dari Tim Capres No. 1 maupun dari Tim pasangan No. 2.
“Belum ada kami diterima laporan pelanggaran, belum ada yang kita temukan. Terkait alat peraga kampanye yang banyak memenuhi ruang-ruang publik, hampir seluruh daerah sulawesi selatan mengalami hal ini, jadi kami memaklumi saja, dan Bawaslu kategorikan pemasangan atribut kampanye lebih tertib daripada Pilcaleg kemarin,” tutup Siming.
Reporter: AC Editor: AS