PALOPO, LAGALIGOPOS.COM – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palopo, DR. H. Syarifuddin Daud, MA menyatakan bahwa dalam agama Islam tidak ada ajaran kekerasan dalam melakukan dakwah keagamaan, ia menyatakan bahwa radikalisme dalam beragama seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hari ini perlu diwaspadai meskipun belum masuk ke wilayah palopo.
Menurutnya, Tuhan menciptakan manusia dalam konteks heterogenitas hal itu tercantum dalam surah Al Hujarat ayat 13 dimana manusia pada dasarnya diciptakan untuk saling kenal mengenal, yang membedakan manusia jelas hanyalah ketakwaannya.
“Nabi Muhammad saw ketika mebuat suatu state diatur oleh piagam madinah didalamnya ada pesan yang tetap relevan sampai saat ini, diantaranya islam mengajarkan egality persamaan, ada pluralisme, Allah tidak memaksakan semuanya harus islam atau sebaliknya sebab itu, tidak ada paksaan dalam beragama,” Kata Syarifuddin Daud pada dialog “Pluralisme, Konflik dan Perdamaian dalam konteks pluralitas masyarakat,” di warkop Dottoro, Jumat (20/2/2015).
Ia menyatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam dialog “Pluralisme, Konflik dan Perdamaian dalam konteks pluralitas masyarakat” khususnya menolak paham radikal untuk menjaga tolenrasi umat beragama,
Ketua MUI Kota Palopo ini menekankan bahwa islam tidak mengajarkan kekerasan. “Saya tidak sepakat dengan kekerasan atas nama dakwah, tidak ada ajaran islam yang mengajarkan kekerasan seperti yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), jangan hanya melihat simbol islam yang digunakan tapi lihat bagaimana nilai dari apa yang mereka lakukan,” terangnya.
Ditempat yang sama Pendeta Lamban yang mewakili Kerukunan Antara Ummat beragama kota palopo menyatakan pluralisme adalah keharusan, tokoh sentral Yesus menempatkan isu-isu kemanusian sebagai titik tolak melakukan tugas tugasnya, isu kemanusiaan tidak membedakan bedakan manusia, Biasa disebut kasih. “Sempurna kekristenan seseorang jika sempurna kasih kepada Allah dan Manusia, Gerakan ISIS yang mejadi Fenomena saat ini perlu diwaspadai sebab sudah terkait soal isu Kemanusiaan,” Ujar pendeta Balang.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Wakil walikota Palopo yang akrab dipanggil Ome mengatakan wacana ISIS merupakan wacana internasional. “Di Palopo kami belum menemukan kegiatan yang mengarah pada gerakan radikal, namun pemerintah tetap waspada , tidak ada dikotomi penganut keagamaan ditengah tengah masyarakat, kami sebagai pemerintah menjamin agar kerukunan antara ummat bergama tetap berjalan dengan baik, Kita tidak ingin kenyamanan masyarakat terganggu dengan hal seperti itu,” tuturnya.
Mewakili pembicara dari pihak keamanan, Arsyad K dari Polres Kota Palopo menyatakan ISIS sebagai gerakan radikal sangat berbahaya dan menghimbau partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman dan keamanan.
“Polri tetap melakukan tugasnya menjaga kenyamanan warga, polisi akan melakukan penangkapan jika ada bendera dan kegiatan kegiatan yang terakit dengan ISIS. Kami dari Kepolisian membutuhkan kerjasama dengan masyarakat agar bisa bersama sama menjaga keamanan dan juga toleransi antara ummat beragama,” tutupnya.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Forum masyarakat peduli demokrasi di warkop Dottoro tersebut dihadiri juga oleh banyak elemen masyarakat dan organisasi, diantaranya lembaga Ekstra Kampus dan aktifis NGO.
Reporter: Hajar Editor: AC