PALOPO, LAGALIGOPOS.COM – Dalam rangka menyambut hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 mei 2015, Forum Masayarakat Peduli Demokrasi (FORMULASI) kota Palopo menggelar dialog bertajuk “Kebangkitan Nasional, Merawat Republik dengan Melawan Lupa” Senin, (18/5/15) di Warkop Dottoro Kota Palopo.
Dialog tersebut dihadiri wakil walikota Palopo Ahmad Syarifuddin, dosen IAIN Palopo Amir Faqihuddin, pengurus KNPI kota Palopo, LSM, dan sejumlah oraganisasi mahasiswa.
Afrianto selaku penggiat FORMULASI mengatakan tema dialog tentang menolak lupa menjadi oase tersendiri dalam menganalisa kondisi bangsa, salahsatunya dengan mengetahui sejarah kebangsaan kita sendiri agar kita bisa berbuat sesuai dengan cita cita awal didirikanya bangsa ini.
“Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan, sebagai upaya untuk mendialogkan dan mencari solusi berbagai persoalan bangsa dan masyarakat pada umumnya,” katanya.
Amir Faqihuddin selaku narasumber mengatakan salah satu penyakit sosial yang terjadi di masyarakat adalah melupakan tanggung jawab dari apa yang dipahami sebelumnya dan masyarakat melupakan sejarahnya sendiri. Menurutnya, hal ini dapat mempengaruhi arah dari pembangunan suatu bangsa.
Amir menambahkan, semakin tinggi cita-cita pembangunan maka semakin dalam galian sejarah kebangsaan. Kelompok pemuda sebagai ujung tombak pembangunan memahami sejarah bangsa ini.
“Sejarah adalah dasar dari arah dan pembangunan suatu bangsa agar cita-cita pembangunan bisa tercapai maka harus memahami sejarah, utamanya kalangan pemuda”.
Senada dengan itu, Afif hamka mewakili KNPI kota Palopo menjelaskan bahawa pemuda memiliki tanggung jawab besar terhadap republik ini. Kebangkitan nasional harus dipahami pemuda sesuai dengan konteks yang dihadapi dalam bentuk mematangkan pisau analisis dengan tetap berdiri pada identitas kebangsaan.
Afif menganjurkan agar pemuda tidak alergi masuk ke dalam sistem, karena terdapat tanggung jawab yang sama besar dengan tanggung jawab di masyarakat. Selain itu pemuda juga harus bisa mengelola isu dan memahami sejarah agar tidak salah dalam melangkah unutk menentukan nasib bangsa.
“Pemuda yang idealis jangan alergi masuk kedalam sistem sebab banyak hal yang lebih besar bisa kita lakukan didalamnya, selain itu harus mengelola isu yang ada ketika gagal mengelola isu, gagal pula membaca sejarah maka gagal pula langkah kita selanjutanya”.
Reporter: Acep Crisandy
Editor: Rival Pasau