Makassar, Lagaligopos.com – Bupati Luwu Andi Muzakkar menyatakan dirinya tidak alergi terhadap demontrasi, namun menurutnya, tidak semua tempat bisa dilakukan untuk berdemo.
Hal itu dikatakannya menanggapi pemukulan sejumlah oknum pejabat pemerintah daerah Luwu kepada mahasiswa di ballroom hotel sahid, Sabtu (19/7/14) sore.
“Masalahnya mereka menyampaikan aspirasi dalam suasana keagamaan, dalam acara berbuka seperti ini,” ucap pria yang akrab disapa Cakka ini.
Cakka juga menganggap, anak muda sekarang tidak menghargai kaum tua, “mereka tidak menghargai orang tuanya”.
“Mahasiswa yang melakukan aksi tadi itu bukan memperjuangkan Luwu Tengah, tapi memang karena mereka benci,” terangnya lagi.
Menurutnya, aksi mahasiswa ditengah-tengah acara buka bersama itu, akibat efek pilkada kabupaten Luwu, 2013 lalu.
“Saya kira lebih baik kalau kita duduk sambil ngopi-ngopi, kemudian diskusi dan sharing mengenai Luwu tengah, itu lebih baik,” kunci Cakka.
Semantara itu, dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB-IPMIL), Adiatma, menilai kejadian pemukulan terhadap mahasiwa merupakan bentuk feodalisme dari pejabat daerah yang alergi kritikan.
“Prilaku para pejabat itu mencerminkan feodalisme dan alergi terhadap keritikan. Cakka juga tampaknya sudah alergi dengan Luwu Tengah, mestinya sekarang dia harus mundur sebagai bupati Luwu karena dia pernah berjanji saat akan mundur sebagai bupati Luwu jika dalam dua tahun pemerintahannya Luwu Tengah tidak mekar,” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, acara buka bersama pemerintah kabupaten Luwu, anggota forum koordinasi pimpinan daerah, Kerukunan Keluarga Luwu dan IPMIL di ballrom Hotel Sahid Makassar, diwarnai kericuhan akibat mahasiswa membentang spanduk tentang luwu tengah. (Baca: Bupati Luwu Didemo Mengenai Luwu Tengah, Para Pejabat Pukuli Mahasiswa)
Reporter: ABR Editor: AS
