OPINI

Pidato Kemenangan Kotak Kosong

As-salâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh. Salom. Om santi santi santi om. Namo budaya. Salam sejahtera untuk kita semua.

Warga Makassar yang tercinta,

Kita baru saja menyelesaikan sebuah tugas konstitusional dan demokratis, yakni Pemilihan Wali Kota Makassar, sebagai bagian dari rangkaian Pilkada nasional yang diselenggarakan secara serentak di seluruh negeri bersama dengan daerah-daerah lain.

Dan tugas itu telah kita tuntaskan dengan baik, damai, tertib, dan penuh kemenangan.

Rasa terima kasih harus kita berikan kepada segenap pihak yang telah bekerja keras mewujudkan hajatan akbar ini, baik kepada KPUD, panitia, aparat keamanan, pemerintah kota, dan terutama kepada kita sendiri, warga kota Makassar.

Tak hanya warga kota yang datang ke TPS-TPS tetapi juga warga kota yang tak ikut memilih.

Kita harus menghormati cara masing-masing orang untuk menyatakan hak politiknya. Mereka golongan putih yang tak memilih, maupun kita golongan hitam yang memilih kotak kosong. Semua sama. Kita sama-sama menolak calon yang dipilihkan oleh elit dan partai politik.

Warga Makassar yang tercinta,

Kita boleh berbangga jika membandingkan diri dengan warga di daerah-daerah lain. Warga Jakarta, misalnya. Mereka masih saja sibuk saling hujat satu sama lain hanya karena mendukung calon yang berbeda.

Mereka terpecah belah hanya karena percaya pada omongan politisi. Padahal tepat setelah pemilihan, mereka masih tetap bergelut sendiri dengan masalah sehari-hari. Yang punya utang tetap harus memikirkan utang. Yang miskin tetap harus membanting tulang.

Yang bodoh tetap akan ditipu orang lain. Yang sakit tetap dipusingkan oleh biaya pengobatan. Mereka tetap akan dihisap oleh kapitalisme.

Atau warga Yogya, yang sama sekali tak punya hak untuk memilih Gubernur. Mereka diberi pemimpin yang sama sekali tak pernah mereka pilih. Gubernur yang akan tetap menjadi pemimpin hampir seumur hidup sebelum ia digantikan. Oleh siapa? Siapa lagi kalau bukan anak-cucunya sendiri.

Namun, warga Makassar berbeda.

Dengan memenangkan kotak kosong di atas calon pilihan elit dan partai politik, kita telah mencatatkan diri ke dalam lembar sejarah politik dan demokrasi Indonesia.

Hari ini kita telah membuktikan kepada para elit dan partai politik yang congkak itu, bahwa doktrin the lesser evil yang mereka jual kepada rakyat tidak laku di Makassar.

Kita, warga kota, diberi hak oleh konstitusi untuk memilih pemimpin dan kita memilih untuk tak dipimpin oleh siapa-siapa kecuali diri kita sendiri. Warga Makassar telah berhasil merebut kembali kota yang kita cintai ini dari tangan para elit dan partai politik.

Lebih jauh, kita telah merebut kembali kedaulatan politik kita sebagai warga kota yang selama ini hanya dianggap sebagai digit angka di papan perhitungan suara. Kita, warga Makassar, adalah rakyat yang berdaulat atas dirinya sendiri.

Warga Makassar yang tercinta,

Kemenangan ini hanyalah satu dari sekian banyak tugas yang harus kita selesaikan dengan baik. Tugas kita masih banyak dan berat. Kita harus bersatu mempertahankan apa yang telah kita menangkan dari para elit dan partai politik.

Kita harus segera untuk merumuskan tata kelola kota Makassar, baik ekonomi-politik yang lebih demokratis, mutualis, partisipatoris, egalitarian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan budaya. Kita buktikan kepada dunia bahwa demokrasi rakyat sangat mungkin dilakukan.

Selain itu, kita harus memperjuangkan kemenangan yang sama untuk lima tahun ke depan. Bukan hanya di pemilihan wali kota, tetapi juga pemilihan gubernur. Tak hanya di Makassar, kita harus menularkan ke daerah-daerah lain di seluruh negeri.

Kita harus mendesak pemerintah untuk memasukkan pilihan kotak kosong ke dalam kotak suara, meskipun di daerah tersebut calonnya tidak tunggal.

Kita harus buktikan bahwa doktrin the lesser evil adalah pembodohan. Kita harus buktikan rakyat bukan sekumpulan orang bodoh yang tak bisa mengatur dirinya sendiri, rakyat bukan sekumpulan orang bodoh yang harus selalu didikte oleh para elit dan partai politik.

Kita akan wujudkan demokrasi yang benar-benar dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.

Hidup warga kota! Hidup Makassar!

As-salâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh. Salom. Om santi santi santi om. Namo budaya. Salam sejahtera untuk kita semua.

Sumber : https://twitter.com/trendingtopiq/status/1011947163859861504?s=12

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top