POLITIK

Traktor Dan Politik

Belopa, Lagaligopos.com – Setelah 2 minggu berlalu masalah penggunaan traktor pembagian di Desa Bakti, sampai hari ini kondisi tersebut masih tetap sama, masyarakat yang merupakan pendukung pasangan Basmin Mattayang-Syukur Bijak (BAIK) belum di perbolehkan memakai traktor pembagian Pemda tersebut karena isu bahwa traktor itu adalah pembagian Cakka. (Baca: Pasca Pilkada, Pendukung Cakka Melarang Pendukung BAIK Memakai Traktor). 

Bapak Sapoan, salah satu warga yang merasakan hal itu ditemui Lagaligopos.com di kediamannya di desa Bakti, Senin (21/10/2013).

Sapoan mengatakan, “Saya secara pribadi tidak menerima diperlakukan seperti ini, karna traktor yang saya gunakan adalah traktor kelompok tani, dan saya masuk dalam kelompok tani dengan posisi sebagai bendahara”.

Menurut Sapoan, oknum yang bernama Kaswadi sekaligus sebagai ketua kelompok yang melakukan penganbilan tali panbel traktor dan kemudian dia membawa ke sawahnya, sementara sawah belum selesai di bajak.

Namun posisi bendahara ini juga menjadi masalah sendiri oleh Sapoan. Dia (sapoan) kembali menambahkan, “Selama saya menjabat sebagai bendahara kelompok, saya hanya sekedar dipasang saja, sementara yang saya tahu dari setiap anggaran kelomopok tani yang bertanda tangan adalah bendahara, namun sampai saat ini saya hanya 1 kali saja bertanda tangan, sesudah itu tak pernah lagi dan saya tak pernah memegang uang”.

Persoalan traktor pembagian ini rupanya bukan hanya terjadi di desa Bakti, tapi beberapa desa juga terjadi masalah. Contohnya di kelurahan Balo-balo, salah satu warga yang berinisial J (30) mengatakan, “Banyak traktor yang di dapatkan oleh kelurahan Balo-balo, tapi ketika kami yang termasuk anggota kelompok meminta untuk digunakan terkadang ketua kelompok tak mau memberikan. Bahkan ada salah satu ketua kelompok yang menjadikan milik pribadinya”.

Awal mula bagaimana hingga traktor itu menjadi milik pribadi, J (30) mengatakan, “Awalnya traktor itu rusak, namun saya heran kenapa tidak dilakukan perbaikan dengan dana kas kelompok yang dikumpulkan dari semua anggota. Akhirnya ketua membeli mesin pengganti secara pribadi dan dan memasang pada traktor pembagian itu”. J (30) juga mengatakan bahwa kebanyakan petani di tidak membayar uang kelompok setelah panen”. (AC)

 

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top