BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Hari keempat fase tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di Luwu, tercatat 12 orang meninggal dunia.
Data ini diperbaharui setelah satu anak balita yang dilaporkan hilang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca Juga: Aktivitas Pertambangan Perparah Banjir di Luwu
Dari data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, tercatat korban meninggal dunia delapan orang warga Kecamatan Latimojong dan empat orang warga Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat.
Sejauh ini, situasi tersulit dialami oleh warga yang berada di Kecamatan Latimojong. Ini karena akses jalan utama ke lokasi tersebut terputus karena longsor di sejumlah titik jalan utama.
Baca Juga: Longsor Putus Total Akses Jalan Belopa-Latimojong
Kondisi diperparah oleh akses antar desa di dalam Kecamatan Latimojong sendiri terputus karana jalan antar desa juga longsor.
Distribusi bantuan menggunakan helikopter hanya bisa menjangkau sejumlah kecil desa yang memiliki titik landasan helikopter, sementara desa lain belum tersentuh bantuan.
Baca Juga: Akibat Bencana Banjir dan Longsor, PT. Masmindo Dwi Area Tuai Sentimen Negatif di Sosial Media
Situasi ini membuat sejumlah relawan mengambil inisiatif berjalan kaki sambil mengendong logistik bantuan bencana.
Untuk diketahui, sebanyak 12 desa di Kecamatan Latimojong yang terdampak bencana banjir dan longsor.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Korban Bencana Luwu di Wilayah Terisolir?
Kapala BPBD Kabupaten Luwu, Andi Baso Tenri kepada Lagaligopos saat ditemui di posko induk Belopa, Minggu (05/5/24), mengatakan pihaknya saat ini mengerahkan segala sumber daya agar akses jalan utama ke Kecamatan Latimojong bisa segera tembus.
“Estimasinya 14 hari kedepan (jalan akses darat sudah bisa terhubung), jika masih belum tembus, kita perpanjang lagi,” ujarnya. (As)