MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel, Azri Yusuf, mengatakan, jika terbukti melakukan pelanggaran anggota KPU Luwu Utara, terancam dipecat. “Tergantung pelanggarannya. Kalau memang berat tidak tertutup kemungkinan anggota KPU dipecat,” kata Azri kepada wartawan saat ditemui di Kantor Panwaslu Luwu Utara, Kamis (17/12/15).
Panwaslu Luwu Utara sudah mengeluarkan rekomendasi terkait dihilangkannya riwayat pendidikan calon bupati, Arifin Junaidi, pada daftar pasangan calon yang ditempel di 580 TPS saat pencoblosan 9 Desember lalu.
Rekomendasi tersebut dikeluarkan Panwaslu setelah meminta keterangan lima anggota KPU Luwu Utara termasuk Sekretaris dan dua staf KPU Luwu Utara. Salah satu rekomendasi Panwas adalah mendorong kasus tersebut ke Dewan Kehormatan Penyelenggaran Pemilu (DKPP), untuk di sidang kode etik.
Azri mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menyidangkan komisioner KPU Lutra. “Prosesnya bisa dalam waktu singkat. Saya termasuk salah satu yang menyidangkan,” tegas Azri.
Anggota Panwaslu Kabupaten Luwu Utara, Syamsu Rijal, mengatakan, pihaknya sudah melakukan konfirmasi langsung dengan percetakan yang mencetak kertas suara pilkada di Makassar.
Pihak percetakan, kata dia, mengatakan, pihaknya hanya mencetak sesuai format file yang diberikan oleh KPU Lutra. Perusahaan tidak mengurangi atau menambah file yang diberikan. “Dari 40 kabupaten kota yang kami menangkan tender pengadaan surat suara dan perlengkapan pilkada, hanya Luwu Utara yang bermasalah. Itu keterangan dari pihak perusahaan,” kata Syamsu Rijal. Jadi, ada dugaan KPU memang sengaja menghilangkan atau memberikan format yang tidak lengkap kepada pihak perusahaan.
Ketua Panwaslu Luwu Utara, Rahmat, mengatakan, selain dilapor ke DKPP, pihaknya juga sudah melimpahkan unsur pidana umum yang diduga dilakukan oleh KPU ke Polres Luwu Utara.
Sebelumnya, Ketua KPU Luwu Utara, Suprianto, menganggap bahwa hilangnya biodata Arjuna, hanya faktor kelalaian semata. Menurutnya, masyarakat sudah mengetahui bahwa pendidikan Arjuna sampai di perguruan tinggi. “Saya kira biodata yang ditempel di TPS tidak mempengaruhi pemilih,” katanya.
Reporter: Rima Tumbo
Editor: Rima Tumbo