OPINI, LAGALIGOPOS.COM – Semenanjung Korea sedang tegang, tensi konflik nyaris mencapai titik didih 100 derajat celcius. Saling ancam sahut-menyahut, Donald Trump mengumbar serangan kepada Korea Utara. Penguasa tunggal Pyongyang, Kim Jong Un membalasnya lebih keras lagi.
Jauh dari situ, terjadi juga “perang” di sebuah kota kecil, Palopo. Bukan perang nuklir pastinya, tapi sebuah perang opini didalam Cyberspace antara sepasang pemimpin pilihan rakyat, Judas Vs Ome.
Beberapa hari belakangan ini masyarakat Kota Palopo disuguhi berita online tentang isu dugaan korupsi putra mahkota Palopo. Apakah isu itu benar atau tidak, itu lain soal. Ini tentang penguasaan lalu lintas opini sebagai bahan menyerang pihak lawan. Persis seperti ungkapan berikut:
Information is power and distribution of information is a redistribution of power (informasi itu kekuatan, dan siapa yang mendistribusikan informasi berarti ia menyalurkan pengaruh)
Tentu saja isu itu adalah senjata ampuh bagi kubu Ome, dan pukulan telak untuk kubu Judas. Dalam sekejab, terlihat dinding Facebook dipenuhi link berita itu. Ada yang bersorak sorai gembira, disaat yang sama ada pihak yang limpung tak tau cara menangkalnya.
Tak sudi takluk cuma-cuma, sebuah serangan balik disusun. Dan benar, tak lama kemudian muncul berita tentang isu korupsi mesjid raya Palopo. Senjata ini tentunya diarahkan ke Ome, sebuah bidikan yang tepat, sekaligus klasik.
Tapi sayang, isu dugaan korupsi mesjid raya tak semasif isu dugaan korupsi putra makhkota. Tampaknya, serangan balik tak efisien dan tak mematikan. Mungkin karena rancangannya salah atau karena misinya diemban oleh para perwira yang tak cerdas.
Disini kelihatan secara mencolok kesiapan infrastruktur informasi antara Judas dengan Ome. Penggiat media sudah pasti telah memberi nilai tentang siapa pemenang Cyber War kemarin.
Oleh: Rimat, Editor Lagaligopos
