OPINI

Dark Jokes dan Budaya Ketimuran

Dark Jokes
Ilustrasi Dark Jokes

OPINI, LAGALIGOPOS.COM – Semakin berkembangnya zaman semakin banyak pula inovasi-inovasi di setiap lini kehidupan manusia baik itu di bidang ekonomi, teknologi, sosial budaya, pendidikan bahkan di bidang komedi. Inovasi itu muncul bisa dipicu oleh berbagai hal salah satunya adalah penyebaran informasi yang sudah sangat mudah.

Komedi di Indonesia sudah ada sejak lama sekali dan memiliki karakteristik yang sangat bermacam-macam sebut saja grup lawak srimulat yang sudah dari tahun 1950-an yang memiliki karakteristik komedi suka memanfaatkan diksi-diksi lucu, di era 80-90an nama warkop DKI dikenal hampir diseluruh wilayah Indonesia dengan komedi slapstick yang selalu ditunggu oleh para penggemarnya hingga era 2000an mulai bermunculan ajang pencarian bakat komedi yang melahirkan grup-grup lawak terkenal seperti bajaj,cagur,patrio,SOS dan lain sebagainya. Jauh sebelum itu semua, di era pewayangan dikenal nama punakawan yang ketika mereka muncul dalam pentas pewayangan pasti ada saja kelucuan yang mereka bawakan.

Dari semua Sejarah komedi di indonesia dari era punakawan hingga saat ini ada satu hal yang pasti para komedian selalu bawakan kritik sosial baik itu terhadap masyarakat ataupun kepada Pemerintah, akan tetapi mereka mengkritisi pada batas-batas yang tidak melanggar budaya ketimuran.

Apa itu budaya ketimuran? Budaya ketimuran dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi pedoman dalam tingkah lakunya.

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.

Kebudayaan timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental. Hal yang paling dominan dalam budaya ketimuran adalah adat istiadat yang masih dipegang teguh dan rasa kebersamaan menjadi hal yang paling utama. Budaya ketimuran ini muncul sebagai pembeda dari negara-negara yang pernah dijajah oleh bangsa barat oleh karena itu muncullah istilah barat dan timur

Singkatnya hal yang paling membedakan dari bangsa barat dan timur adalah bangsa timur cenderung memakai perasaan dan bangsa barat cenderung memakai rasionalitas dan logika.

Indonesia adalah negara yang memegang erat budaya ketimuran dimana kita bisa temukan di seluruh wilayah di indonesia pasti rasa kebersamaan,gotong royong dan saling membantu itu mudah ditemui. Maka dari itu sekritis-kritisnya para komedian berpendapat pasti tidak akan melewati batas-batas budaya ketimuran.

Akan tetapi di era sekarang yaitu era globalisasi dimana pertumbuhan teknologi yang sangat cepat sehingga proses penyampaian infomasi menjadi sangat masif. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang dulunya hanya mengenal komedi itu dilakukan secara grup menjadi mengenal di belahan dunia lain tepatnya di negara amerika serikat berkomedi bisa dilakukan sendiri yang kita kenal dengan nama stand up comedy. Jenis komedi ini muncul di indonesia pada tahun 2010 dan dengan cepat dikenal dan popular di Indonesia.

Stand up comedy bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia karena berbagai faktor salah satunya banyaknya sub-genre yang bisa ditampilkan mulai dari roasting,observational,act out dan yang paling banyak digemari saat ini adalah dark jokes. Dark jokes mulai digemari oleh para pencinta komedi saat dibawakan oleh komika bernama Tretan Muslim dan Coki Pardede.

Dark jokes adalah bentuk lelucon dengan patahan kelucuan yang tajam, opini yang terkesan ofensif,keras serta mengangkat isu yang sensitif di tengah masyarakat. Deddy corbuzier salah satu influencer terkenal di Indonesia sampai membuat konten bertajuk ”somasi” di saluran youtubenya dengan tema dibawakan harus merupakan isu sensitif saat ini atau biasa dikenal istilah “komedi tepi jurang” karena banyaknya peminat komedi dark jokes.

Dark jokes menjadi popular saat ini karena menjadi alat untuk mengubah sebuah tragedi menjadi komedi ketika seseorang melemparkan sebuah bit Dark jokes yang bermain adalah logika dan rasionalitas dan membuang perasaan, sesuatu yang seharusnya ditangisi menjadi dapat ditertawakan sehingga mereka yang disebut kelompok marginal bisa mengenalkan diri mereka sesuai yang mereka mau dan menghilangkan stigma masyarakat bahwa kelompok marjinal adalah kelompok yang dikasihani.

Dalam penelitian berjudul ”The ‘Other’ Laughs Back:Humour and Resistance in Anti racist comedy” oleh Loughborough University, para komedian kulit hitam kerap kali menggunakan candaan yang mengungkit etnis dan warna kulitnya agar menanggulangi rasisme.

Selain itu, komedian difabel kerap menggunakan lelucon dengan psikologi terbalik untuk menanggulangi stereotip kelompok difabel. Pada tahun 2015, peneliti dari Brunel University London dalam risetnya berjudul “From comedy targets to comedy-makers: disability and comedy in live performance” membuktikan hal tersebut.

Akan tetapi sebagai negara yang memegang erat budaya ketimuran dark jokes ini ibarat pisau bermata dua dapat mengeluarkan seseorang dari zona kesedihan tetapi di sisi lain jenis komedi ini menjadi banyak menyinggung perasaan dan menjadikannya sebagai tameng pelindung untuk menghina orang lain.

Dan juga saat ini dark jokes menjadi overused atau sudah berlebihan terkesan hanya menjadi exit plan jika dengan materi biasa tidak menghasilkan tawa maka dark jokes menjadi Solusi tanpa menimbang perasaan orang lain yang menjadi objek komedinya. Itu sudah terbukti diberbagai acara yang menampilkan stand up comedy salah satunya acara “Desak Anies” dimana 2 komika menjadi korban penggunaan dark jokes yang tidak tepat.

Sigmund Freud mengatakan humor gelap yang kebablasan bisa menjadi penghinaan yang disengaja dan hanya menjadi senjata pamungkas untuk mencari perhatian dari orang lain. Dan ini menyangkal budaya ketimuran yang selama ini kita anut yang menjaga dan menghargai perasaan orang lain.

Meskipun mendapat pro kontra terhadap perilaku jokes ini akan tetapi adanya dark jokes kebanyakan lebih mengarah kepada rasisme terhadap hal-hal yang dianggap lelucon sehingga hal tersebut mengarah pada perubahan moral individu.

Dan sampai saat ini sikap acuh dari berbagai elemen masyarakat terhadap penyalahgunaan dark jokes ini masih sangat tinggi sehingga lama-kelamaan bukannya penyalahgunaan dark jokes ini yang hilang tetapi budaya ketimuran kita yang hilang bisa saja di kemudian hari penghinaan menjadi hal yang lumrah dengan berlindung dibalik kata “dark jokes” dan sikap saling menghargai menjadi sesuatu yang sulit ditemukan atau bahkan menjadi punah.

Dahulu kala bangsa barat menjajah bangsa timur dengan kekuatan fisik dan militer jangan sampai kali ini kita membiarkan bangsa barat menjajah dengan ideologi-ideologi mereka lewat budaya dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Kerasionalan dan logika memang penting tetapi rasa kebersamaan dan sikap saling menghargai adalah sesuatu yang lebih penting dan itu yang sekarang kita punya.

Kesimpulannya dark jokes sah-sah saja digunakan asalkan ditampilkan dengan porsi dan tipe penonton yang tepat, menertawakan tragedi untuk melepaskan trauma bersama tidaklah salah asalkan tidak melupakan budaya ketimuran kita sehingga menjadi pembatas terhadap apa yang ingin ditertawakan.

Jangan sampai dark jokes hanya sebagai alat untuk menyakiti orang lain dan mematikan nurani diri dan pada akhirnya kita menjadi terpecah belah dan kehilangan identitas kita sebagai bangsa timur yang terkenal dengan adat istiadat dan rasa kebersamaannya.

Penulis: Aldi Albani Putra, Mahasiswa Komunikasi IAIN Palopo

To Top