MAKASSAR, LAGALIGOPOS.COM – Juru Bicara Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-AZIZ), Muhammad Natsir, menyebut salah satu kandidat yang lebih baik dari SYL untuk melanjutkan kepemimpinan Sulsel adalah Nurdin Halid.
Menurut Nasir, ketika SYL mendorong figur yang dia pahami lebih baik darinya atau minimal setara, itu menandakan SYL secara terbuka benar-benar berpihak kepada kepentingan Sulsel.
“Kalau mau menilai bagaimana niat SYL pada kelanjutan pembangunan Sulsel, bisa kita ukur pada tokoh yang beliau dukung. Kalau tokoh yang didorong ke masyarakat dikenal tidak punya prestasi yang lebih baik, artinya sikap itu nihil keberpihakan pada kepentingan Sulsel,” ujar Fungsionaris DPD Golkar Sulsel ini, kepada wartawan, Kamis (28/9/2017).
“Kalau untuk kemajuan Sulsel, maka SYL harus berani mendorong kandidat yang punya kapabilitas bidang ekonomi dan visioner dalam membangun ekonomi kerakyatan,” katanya.
Natsir menyebut sosok NH lebih pas memimpin Sulsel karena kemampuannya mendongkrak prestasi dan akselerasi ekonomi di bidang perkoperasian.
“Kita tahu kan koperasi adalah basis perekonomian rakyat. Koperasi itu tempatnya masyarakat bawah belajar berinvestasi dan membangun bisnis yang sederhana dan mampu diaplikasikan untuk kepentingan orang banyak,” jelasnya.
NH lanjut Natsir tidak hanya mampu membawa koperasi Indonesia maju, tetapi kemampuannya dalam menggalang pengusaha besar diyakini mampu meningkatkan iklim investasi di daerah ini.
Kemampuan NH untuk menggaet anggaran pusat ke daerah juga sangat mumpuni. Sebagai pengusaha nasional, NH dia anggap banyak membantu daerah di Sulsel dalam melobi anggaran pusat.
“Itu kelebihan NH yang malahan tidak dimiliki SYL, apalagi IYL. Sebenarnya sih NH sudah tidak pas untuk maju jadi gubernur tetapi sebagai putra daerah, NH menilai masih banyak hal yang tidak beres di Sulsel sejak lama, sehingga memilih maju untuk membangun daerahnya,” bebernya.
Dia menambahkan, salah satu yang sangat mengganjal di hati Nurdin Halid karena Gini Ratio Sulsel yang hanya 0,4% dan tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8,7 persen pertahun.
“Artinya, pertumbuhan ekonomi hanya mewakili pertumbuhan di wilayah perkotaan, sedangkan di perkampungan justru gagal berdasarkan Gini Ratio itu. Sementara, Pak Nurdin Halid maunya perekonomian itu merata dari kota hingga ke kampung. Itu pula yang mendasari Pak Nurdin Halid memprogramkan Bangun Kampung karena kondisi tersebut,” tandasnya.
