Kecamatan Suli, lagaligopos.com – Bulan Maret sampai Mei diperkirakan curah hujan akan meningkat. Dasar Aliran Sungai Suli diperkirakan akan kembali menerima banjir tahunan.
Hal ini mesti menjadi perhatian serius masyarakat dan pemerintah. SSA investigasi lapangan LEMBAGA LESTARI ALAM (L2A) yang diketuai oleh Ir. Iqbal Daud, selama beberapa tahun banjir di tiga kecamatan yaitu Suli Barat, Suli, dan Larompong telah menyebabkan kerugian material yang sangat besar.
“Misalnya kerugian pada sektor pertanian, hampir semua sawah yang pernah terkena hantaman banjir tertutupi lumpur sehingga tidak lagi produktif seperti yang terjadi di desa Lindajan. Sektor perkebunan seperti Cengkeh dan Kakao juga mengalami kerusakan parah akibat longsor dan banjir lumpur,” imbuhnya.
Ia menambahan, “Di muara sungai, petani tambak dan petani rumput laut juga merasakan hal yang sama. Belum lagi kerusakan infrastruktur seperti rumah warga, jalan, dan sarana pendidikan juga merasakan dampak, hal ini juga diperparah dengan jebolnya bendungan Mamara yang menjadi titik utama pengairan disawah-sawah masyarakat kata bapak Iqbal Daud,” terangnya.
Ketika ditanya tentang penyebab semakin membesarnya volume banjir tiap tahunnya, bapak Iqbal berkata, “hal terjadi karna tidak ada penanganan secara teknis oleh pemerintah terkait dengan kondisi sungai yang mengalami pendangkalan, badan sungai semakin mengecil dan dangkal jadi tidak mampu menampung volume air sehingga meluap. Selain itu pengawasan terhadap hutan lindung yang dilakukan oleh polisi Kehutanan Luwu juga tidak berjalan dengan baik, buktinya orang-orang dari luar kabupaten Luwu yang bebas melakukan pembalakan liar yang merusak hutan. Sudah saatnya hal ini menjadi perhatian serius pemerintah selain kita juga menharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan,” tutupnya. (AC)