PALOPO, LAGALIGOPOS.COM – Mantan Rektor Universitas Andi Djema, Prof. Lauddin Marsuni marah, kesal dan sedih melihat penanganan banjir di Luwu Utara yang cenderung normatif. (Baca: Banjir Terjang Luwu Utara)
“Selamat menikmati banjir, nanti juga selesai dengan cara kunjungan dan curhat-curhatan,” tulis Prof Lauddin menanggapi postingan Kareba Pemilar (01/2/2017).
“Aku marah, kesal, dan sedih karena soal banjir tak penah di seriusi sejak dulu sampai sekarang,” lanjutnya.
Sebelumnya, Prof Lauddin juga telah memberikan sumbangan solusi kepada Pemda Luwu Utara melalui sejumlah gagasannya didepan para pemangku kepentingan. “Karena saya mau akhiri penderitaan keluarga saya di Malangke akibat musibah banjir yang telah menimpa mereka sejak saya masih kecil”.
Menanggapi komentar Prof. Lauddin, ketua Pengurus Pusat Persatuan Mahasiswa Indonesia Luwu Utara (PP-PEMILAR) Muh Husain Adam juga menyoroti cara penanganan banjir.
“Memang Pemda taunya curhat di koran, ada banjir setelah itu bawa mie kardus, air surut dilupa lagi deh banjirnya. Selalu alasan anggaran kurang tapi giliran perjalanan dinas hampir tiap minggu, belum lagi biaya makan minum di Rujab yang angkanya selangit dan semakin aneh masih juga gagal paham udah hidup enak tapi kerja NOL,” terang Adam.
Reporter: Rival
Editor: Rima Tumbo