MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Kepada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Luwu Utara Rusdi Rasyid, meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap tak menghormati profesi advokat.
Sebelumnya, anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Zulfikar Hr mempersoalkan salah satu postingan Rusdi Rasyid di Facebook yang terkesan melecehkan profesi pengacara. Ia bahkan berencana memolisikan Rusdi.
Baca: Diduga Lecehkan Profesi Pengacara, Kepala Bappeda Luwu Utara akan Dipolisikan
Melalui status Facebooknya, Rusdi kemudian meminta maaf dan memberikan penjelasan atas postingannya yang berujung kontroversi itu.
“Terkait dengan anekdot yang saya tulis tentang “Pengacara” yang membuat sebagian orang tidak nyaman, dengan ini saya sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.” ujar Rusdi.
Baca: Ini Postingan Kepala Bappeda Luwu Utara yang Diduga Lecehkan Profesi Pengacara
Rusdi menjelaskan, status yang ia tulis adalah anekdot, yang pada dasarnya adalah “dongeng” lucu yang bisa menjadi penghibur bagi publik yang biasanya mengarah kepada kaum elit.
“Anekdot itu (seperti yang saya tulis) pertama kali saya baca dari tulisan Prof. Achmad Ali (alm.)beberapa tahun lalu dan ketika itu tidak ada yang mempermasalahkan. Bahkan Gus Gur sering membuat anekdot dengan joke-joke segarnya, yang ditujukan ke Polisi dan DPR,” jelas Rusdi.
“Tapi apapun itu, kalau tulisan itu adalah sebuah kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan dari saya, sekali lagi saya mohon maaf,” tandasnya.
Berikut postingan lengkap Rusdi Rasyid yang ia unggah Jumat, (17/11/2017) petang ini.
ANEKDOT…….
Anekdot pada dasarnya adalah “dongeng” lucu yang bisa menjadi penghibur bagi publik yang biasanya mengarah kepada kaum elit………….
Terkait dengan anekdot yang saya tulis tentang “Pengacara” yang membuat sebagian orang tidak nyaman, dengan ini saya sampaikan PERMOHONAN MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA. …….
Anekdot itu (seperti yang saya tulis) pertama kali saya baca dari tulisan Prof. Achmad Ali (alm.)beberapa tahun lalu dan ketika itu tidak ada yang mempermasalahkan. Bahkan Gus Gur sering membuat anekdot dengan joke-joke segarnya, yang ditujukan ke Polisi dan DPR. Misalnya “Hanya ada dua polisi yang jujur yaitu Pak Hoegeng dan Polisi Tidur”. Polisi tidak keberatan. Begitu juga dengan “DPR itu Taman Kanan-Kanak”. Anggota DPR juga tidak keberatan. Bahkan anekdot paling vulgar ada dalam buku “Mati ketawa dari pada cara Orde Baru” yang sasarannya Pemerintahan Orde Baru dan Keluarga Cendana. Juga tidak dipersoalkan.
Tapi apapun itu, kalau tulisan itu adalah sebuah kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan dari saya, sekali lagi saya mohon maaf. Langkah kongkrit yang saya lakukan adalah menghapus status tersebut dan bila ada yang membagikan itu diluar tanggung jawab saya karena dilakukan tanpa izin share dari saya……………..