Warga transmigrasi desa Lantang Tallang kecamatan Masamba memperlihatkan ikan kering yang merupakan makanan pembagian Jatah Hidup (Jadup) yang mereka terima ternyata sudah tidak layak makan. Beberapa warga mengaku keracunan setelah mengkonsumsinya.
Masamba, Lagaligopos.com – Kondisi para warga transmigrasi desa Lantang Tallang kecamatan masamba kian memprihatinkan. Beberapa kepala keluarga terpaksa mengkonsumsi beras dan ikan kering pembagian yang membuat mereka keracunan. Hal ini diungkapkan fORUM Lingkar Masyarakat Luwu Utara (FAKTA) melakukan kunjungan ke lokasi, Minggu (28/9/14).
“Berdasarkan kunjungan TIM Fakta kelokasi Trans Lantang Tallang, kami mendapatkan beberapa kondisi terkait warga transmigrasi diantaranya, Jaminan Hidup untuk Mayarakat Transmigrasi di bagikan beras yang sudah tidak layak konsumsi karena sudah berulat, begitupun ikan kering pada saat masyarakat mengkonsumsinya malah keracunan,” ungkap pengurus sala satu pengurus Fakta, Supriadi, kepada Lagaligopos.
Selain itu, masih menurut Supriadi, kondisi hidup warga transmigrasi semakin diperparah oleh keyataan lahan pertanian yang dibagikan kepada masyarakat belum bisa menjadi sumber penghidupan.
“MAsyarakat belum bisa mandiri karena tanah pembagian yang akan menjadi sumber penghidupan mereka belum bisa menghasilkan apa-apa. karena terkendala masalah bantuan bibit, serta serangan hama tikus pada saat ingin bercocok tanam.”
Selain itu, dari data-data yang diperoleh tim Fakta, masih ada beberapa kepala keluarga (KK) yang belum mendapatkan lahan pembagian. juga sarana air bersih yang tidak ada, karena masyarakat setempat hanya mengandalkan mata air yang jaraknya jauh dari tempat tinggal.
Melihat kondisi tersebut Fakta mengharapkan pihak terkait dalam hal ini Dinas Sosial tenaga kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) dapat merespon dan secepatnya mengambil langkah-langkah strategis untuk menganangani masalah tersebut.
Salah seorang warga Transmigrasi menuturkan bahwa kehidupan mereka dalam kondisi serba kesusahan. “yah beginilah kehidupan kami, ditambah dengan Jatah Hidup (Jadup) yang harusnya dibagikan kepada masyarakat setiap bulannya tetapi kenyataannya kadang 2 bulan bahkan 3 bulan baru di bagikan, serta beberapa Jadup tersebut tidak layak konsumsi. seperti ikan kering yang baru-baru ini puluhan masyarakat keracunan akibat mengkonsumsinya”.
Senada dengan itu, kepala desa Lantang Tallang juga sangat menyayangkan cara pemerintah setempat memberi perlakuan terhadap warga transmigrasi. “Kami sangat menyesalkan pengelolaan transmigrasi ini, karena pihak pengelola dalam hal ini kepala Unit Pengelola Transmigrasi (UPT) tidak peka dan responsif melihat kondisi. Ditambah lagi kepala UPT tersebut jarang sekali tinggal disini, padahal sudah disiapkan kantor dan tempat tinggal khusus”.
Reporter: RMT Editor: AS
