BERITA PILIHAN

Modus Politis Golkar Lutra

“Teka-teki suksesor Partai berlambang beringin pasca era Arjuna belum terjawab. Gelanggang musda yang semestinya dihelat 5 Januari yang lalu ditunda DPD 1 Golkar Sulsel. Penundaan ini sebagai tanda titik temu antar lini kepentingan digolkar belum terpusat pada satu kutub. Ada “kepentingan” kuasa yang belum tuntas.”

OPINI | Kabut politik menyelimuti Partai Golkar Luwu Utara setelah Arjuna sapaan akrab Arifin Junaidi memutuskan tak ikut lagi dalam perebutan kursi nahkoda Golkar. Teka-teki suksesor Partai berlambang beringin pasca era Arjuna belum terjawab. Gelanggang musda yang semestinya dihelat 5 Januari yang lalu ditunda DPD 1 Golkar Sulsel. Penundaan ini sebagai tanda titik temu antar lini kepentingan digolkar belum terpusat pada satu kutub. Ada “kepentingan” kuasa yang belum tuntas.

Konon DPD 1 membidik gerbong istana sebagai ladang mendarat pohon beringin di Luwu Utara. Sinyal kuat terlontar dari ketua Bapilu Golkar Sulsel Kadir Halid dalam beberapa kesempatan dimedia massa. Kadir menyebut nama Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani (Ketua Gerindra Lutra) dan suaminya Muhammmad Fauzi. Dibawah besutan mantan ketua PSSI Nurdin Halid, Golkar Sulsel memang gencar memainkan serangan tiki-taka membidik Kepala Daerah, mengisi formasi nahkoda Golkar. Tentu ini bagian strategi jelang Pilgub 2018 dan Pilpres 2019. Nurdin Halid dinilai sebagai “the next” Jusuf Kalla yang butuh panggung dan pembuktian ditingkat lokal menuju 02 Republik. Sehingga tak heran jika kader Golkar Lutra semisal Mahfud Yunus, Haris Kasmad dan Andi Suriadi yang berkeinginan membesut partai berlambang beringin tak masuk hitungan sang juru taktik NH, sapaan akrab Nurdin Halid belakangan ini.

Syahdan, siapakah suksesor Golkar Lutra selanjutnya? Dalam lembaran perjalanan politik Partai Golkar di Luwu Utara partai berlambang beringin selalu mengisi papan atas jumlah kursi dilegislatif, meski dalam perhelatan Pilkada usungan Golkar tak sekalipun memenangkan pesta lima tahunan. Kuasa Golkar memuncak setelah pada putaran kedua Pilkada Luwu Utara 2010 Golkar masuk sebagai pendukung Pasangan Arifin Junaidi-Indah Putri Indriani (ARIP), melengkapi partai semenjana pendukung pasangan ARIP pada putaran pertama. Langkah Golkar terbukti jitu. Setelah dilantik sebagai Bupati Arjuna mengambil kursi kepemimpinan Golkar dan sukses mengantar Golkar sebagai pemenang pemilu 2014 di Lutra dengan tujuh kursi dilegislatif. Kini Golkar diambang kepemimpinan setelah Arjuna tumbang dari jabatan Bupati oleh pasangannya pada Pilkada 2010 Indah Putri Indriani (IDP) pada perhelatan Pilkada 2015 kemarin.

Sepeninggal Arjuna tokoh yang disebut-sebut publik paling layak memimpin Golkar adalah Ketua DPRD Lutra Mahfud Yunus. Mahfud memang dikenal sebagai kader tulen partai berlambang beringin. Sejak muda mahfud mendedikasikan diri untuk Golkar. Dirinya dikenal sebagai tokoh yang kenyang pengalaman dikursi legislatif, tercatat mahfud menjabat anggota Legislatif dari partai Golkar sejak Tana Luwu masih dalam satu wilayah administrasi pemerintahan. Loyalitasnya terukur. Pengalamannya dan ketokohannya tak dapat disangkal, maka memang selayaknya DPD 1 mengganjar pengabdian mahfud dengan jabatan Ketua DPD II Golkar Lutra.

Selain Mahfud nama lain yang digadang-gadang mampu melanjutkan stapet kepemimpinan Arjuna adalah tokoh Golkar Lutra lainnya Haris Kasmad. Politisi yang dikenal loyal terhadap partai. Ia merupakan pengusaha sukses dan pemangku adat ketomakakaan Masamba. Saat ini menjabat Anggota DPRD Luwu Utara. Ketokohannya dan Loyalitasnya dapat disandingkan dengan Mahfud Yunus. Dirinya juga akrab dengan sosok Nurdin Halid. Selayaknya Mahfud Yunus, puang Tomakaka Haris Kasmad juga pantas disematkan amanah Ketua DPD II Golkar Lutra. Keduanya juga mendapat respon positif fungsionaris Golkar ditingkat kecamatan. Namun begitulah politik. Pendekatan etika dan kader seketika buyar karena tarikan “kepentingan”.

Adagium populer “tak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik kecuali kepentingan” dewasa ini memang tumbuh subur dalam iklim politik. Adagium itu juga identik dengan fatsun politik gerbong istana, Indah dan suaminya tercatat senang berpindah partai. Kini gerbong istana bersiap menyambut bidikan Nurdin Halid, Namun Indah & sang suami tentu butuh perenungan. Kalkulasi matang itu akan terjawab setelah Indah & Keluarga menunaikan ibadah umroh.

Golkar tentu menjadi tawaran menggiurkan bagi gerbong istana sebab dengan menahkodai Golkar Indah dapat melanggengkan kuasa. Mengendarai Golkar berarti jaminan stablitas roda pemerintahan. Sebab partai golkar saat ini tercatat sebagai penoreh kursi terbesar di DPRD Lutra. Membesut Golkar juga langkah ampuh membendung lebih dini niat Mahfud untuk maju selaku pesaing pada pilkada berikutnya. Ini juga bisa menjadi jalan memuluskan langkah Muhammad Fauzi menuju senayan.

Beban meninggalkan Gerindra juga terasa ringan setelah Gerindra Sulsel tak lagi dikomandai Latindro Latundrung keluarga kultur Indah. Ichsan Yasin Limpo juga tak tertampung selaku ketua Gerindra Sulsel setelah partai besutan Prabowo itu dikabarkan dikomandai Andi Idris Manggabarani. Ichsan selama ini dikenal dekat dengan Indah. Kabar ini tentu meringankan langkah gerbong istana menuju naungan pohon beringin. Dengan kondisi seperti diatas dapat dipastikan partai berlambang beringin mendarat digerbong Istana baca; (Indah Putri Indriani/Muhammad lFauzi) tentu saja dengan jaminan proteksi Nurdin Halid terhadap diri Indah.

Oleh: Rival Pasau (Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UNHAS)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top