MASAMBA, LAGALIGOPOS.COM – Berita tentang warga yang sakit ditandu ke puskesmas di Desa Tedeboe, Kecamatan Rampi selama 8 jam berbuntut panjang.
Putri, seorang honorer di Bagian Humas dan Protokol Pemda Luwu Utara yang menulis berita tersebut mengalami imbasnya.
BACA JUGA: Kasihan, Pasien di Rampi Dirujuk Menggunakan Tandu Melewati Gunung dan Lembah
Melalui WhatsApp, Putri mengungkapkan bahwa setelah berita itu viral ia merasa terkekang dengan sikap Kabag Humas yang tidak profesional dalam menyikapi berita.
“Saya menggundurkan diri di Humas karena merasa terkekang dengan sikap Kabag Humas yang tidak profesional dalam menyikapi berita,” ujar Putri, Sabtu (16/3/2019).
Putri penggunduran dirinya sesaat setelah Kabag Humas, Syahruddin mengirim pesan berisi protes berita yang Putri muat pada hari Jumat 8 Maret 2019.
“Tujuan saya membuat berita tersebut agar pemerintah pusat tahu kalau di Luwu Utara masih banyak wilayah yang terpencil dan berharap untuk di carikan solusi, apalagi sudah bukan rahasia karena banyak media yang muat sebelumnya,” ujar Putri.
BACA JUGA: Potrem Buram Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil Luwu Utara
Dalam pesan tersebut, Kabag Humas juga menuliskan bahwa harusnya Putri tidak memuat berita tersebut dan mengaku sudah capek memback-upnya karena sering dikomplain staf humas yang lain terkait pemberitaan.
Dihubungi awak media lewat telepon selularnya, Syahruddin membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan ada beberapa persoalan terkait dengan putri, antara lain tentang pemberitaan Lurah Salassa dan jalan di Rampi.
BACA JUGA: Kondisi Pesantren As’adiyah Pengkendekan Luwu Utara Memprihatinkan
“Walau putri adalah seorang wartawan tapi harusnya lebih mengutamakan kepentingan humas dibanding medianya,” kunci Syahruddin.
Diketahui, putri baru bergabung di humas sejak januari 2019. (J/rilis)