BELOPA, LAGALIGOPOS.COM – Tidak lama lagi Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal akan meluncurkan Program Desa Online. Program ini dimaksudkan agar desa-desa di pelosok tanah air merasakan layanan internet.
Sayangnya program ini tidak bisa dirasakan oleh semua desa di seluruh Indonesia. Kementerian PDT hanya menargetkan Desa Online menyentuh empat desa dalam satu kabupaten, dan tidak setiap kabupaten merasakan program ini.
“Memang tidak bisa dirasakan semua kabupaten dan desa di seluruh wilayah Indonesia, namun saya berharap Desa Online ini mampu menjadi jawaban dari persoalan konektifitas antara perangkat pemerintahan di level desa,” ungkap Anggota Komisi II DPR RI Luthfi A Mutty ketika menerima rombongan kepala desa dari Kecamatan Bupon Kabupaten Luwu, Senin (22/8/2016).
Menurutnya, tantangan Kementerian PDT untuk merealisasikan program Desa Online sangat besar. Di desa-desa yang sangat terpencil jangankan internet, signal saja sering kali tidak ada. .
“Jangan sampai program Desa Online ini seperti program-program pemerintah terdahulu seperti Desa Berdering yang nyatanya benar-benar mandeg,” ujar mantan Bupati Luwu Utara ini.
Program Desa Berdering dinyatakan berhenti seiring dengan pemberhentian sementara layanan Universal Obligation Service (USO) dengan alasan menghindari potensi kerugian oleh Menteri Kominfo Rudiantara pada Maret 2015. Program yang seyogyanya bisa meminimalisir kesenjangan digital malah dinilai belum efektif karena angka realisasi per tahun sampai 2104 hanya 41%.
Camat Bupon Andi Palanggi sebagai pimpinan rombongan menyatakan akan berkoordinasi dengan desa-desa dibawah otoritasnya untuk segera menunjuk empat desa yang akan menikmati layanan internet dari pemerintah.
Keempat desa tersebut nantinya akan menjadi percontohan bagi desa-desa yang lainnya dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat terutama layanan administrasi dasar seperti pembuatan KTP dan Kartu Keluarga.
Editor: Rima Tumbo