BERITA PILIHAN

Korban Penembakan Kisruh Luwu Tengah Berobat Dengan Biaya Sendiri

Belopa, Lagaligopos.com – Salah seorang Mahasiswa yang menjadi korban terkait unjuk rasa menuntut pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Luwu Tengah mengaku tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah dan pihak kepolisian selama menjalani perwatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawerigading Palopo.

Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo UNCP) yang bernama Rahman (25) ini kakinya terkena peluru tajam saat pembubaran paksa yang dilakukan aparat kepolisian terhadap penunjuk rasa yang menuntut pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Luwu Tengah.

Rahman yang ditemui Lagaligopos tadi siang saat dia menjenguk tiga rekannya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka yang berkasnya kini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Belopa.

“Saya terluka pada kaki bagian kanan, pada hari kedua dirawat di RSUD Sawerigading Palopo, dokter yang merawat saya sudah mengizinkan pulang, namun dengan syarat saya harus terus kontrol dan sampai sekarang saya kontrol terus kerumah sakit,” ucapnya, Senin (20/01/2014).

Rahman mengatakan benda tajam yang menembus kakinya adalah peluru tajam, “Tidak ada peluru yang ditemukan dikaki saya, karna tembus,” kata Rahman sembari memperlihatkan gambar kakinya saat terluka.

Mahasiswa ini kemudian mengenang bahwa selama ini dirawat dan menjalani kontrol rutin kerumah sakit, tidak ada pihak pemerintah dan kepolisian yang membantu pengobatannya.

“Selama saya dirawat yang tidak ada yang membantu selain teman-teman dan keluarga saja, dari pemerintah, bahkan dari KOMNAS HAM tak pernah mendatangi saya untuk meminta keterangan, pernah ada seseorang yang datang mengaku polisi dari Belopa namun saya lupa namanya,” kenang Rahman. (AC)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top