EDITORIAL

Saling Kritik Nurdin Halid Vs Syahrul Yasin Limpo Sepanjang 2017

EDITORIAL, LAGALIGOPOS.COM – Dalam hitungan menit tahun 2017 akan berakhir. Di sepanjang tahun ini banyak kejadian menarik dalam babak baru hubungan Nurdin Halid dan Syahrul Yasin Limpo.

Hubungan tak harmonis keduanya bukan saja dalam momen Politik 2018. Cerita pembuka perseteruan tanpa ujung kedua kader Golkar ini merentang jauh kebelakang.

Baca: Nurdin Vs Syahrul Yasin Limpo, Cerita Panjang Seteru Dua Orang Kuat Lokal

Soalnya, tentu tak jauh-jauh dari politik dan kekuasaan. Sekali lagi, Pilgub Sulsel 2018 mempertemukan keduanya. Yang menarik, Klan Qahhar Mudzakkar juga ikut ambil bagian.

Bumbu-bumbunya sudah ditabur sepanjang tahun 2017 ini. Apa saja? Mari kita lihat!

Dinasti Politik di Sulsel, ini Kata Nurdin Halid

Dinasti politik, kata Nurdin, bukan sesuatu yang tabu dalam konstitusi. “Namun, kita tidak boleh membunuh dan menekam lahirnya kader-kader pemimpin baru,” kata Nurdin saat berdialog dengan warga Luwu Utara di Teras Adira Masamba, Sabtu (29/7/2017) malam.

“Di Sulawesi Selatan, jika kita membiarkan politik dinasti berkuasa, maka 30 sampai 40 tahun kedepan tak ada kader-kader pemimpin baru lagi,” sambungnya.

NH: Cakka Telah Berkomitmen Tidak akan Maju, Karena Saudaranya Maju

Nurdin Halid menyebut, Cakka sebelumnya telah berkomitmen tidak akan maju dalam arena pemilihan gubernur 2018. Aziz Kahar, calon wakil Nurdin Halid yang merupakan saudara dari Cakka, maju atas dorongan Cakka dan keluarga besar Kahar Muzakkar.

“Ini yang perlu masyarakat Luwu Raya tahu. Dalam rapat keluarga besar Kahar Muzakkar, Cakka bilang jika saudaranya maju di Pilgub, dia tidak akan maju.” ungkap NH.

“Cakka bahkan bilang, jangankan saudaranya, jika ada Wija To Luwu yang akan maju, dia tidak akan maju. Begitu kata Cakka dalam rapat itu”, sambung Nurdin. “Jadi saya persilakan kepada saudara-saudara untuk menilai sendiri.” tandasnya.

SYL Singgung Koruptor di HUT PMI

“Kita mau melihat Indonesia lebih baik, sejahtera dan teratur, sekaligus menghadirkan rasa peduli. Bukan menjadikan jabatan untuk mengkorupsi bangsanya. Tetapi harus berkonstribusi kepada masyarakat,” kata SYLsaat memberikan sambutan sekaligus pengarahan di HUT PMI ke 72 di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Minggu (17/09/17).

Sambil beranalogi, Syahrul menguraikan proses mencari pemimpin pada semua tingkatan, sama seperti ketika ibu-ibu sedang membeli ikan di pasar. Ikan yang segar, katanya, dapat dilihat dari kepalanya. Jika kepalanya baik, maka ke bawah juga baik.

Penulis: Rima T

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top